TEMPO.CO, London - Pemain gelandang Chelsea, Mohamed Salah, terkejut ketika menerima kabar pemanggilan dirinya oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Mesir. Salah diminta pulang kampung untuk menjalani wajib militer selama 1-3 tahun.
"Dia sangat kaget saat membaca keputusan ini. Di Chelsea, dia tidak hanya bermain sepak bola, tapi juga memperkenalkan Mesir kepada dunia dengan cara yang lebih baik. Inikah balasan dari negaranya?” kata Direktur Tim Nasional Mesir, Ahmed Hassan, dilansir Kingfut.com.
Salah direkrut Chelsea dari klub asal Swiss, Basel, pada bursa transfer musim dingin lalu. Ia telah dimainkan 11 kali dan mencetak 2 gol. Catatan ini cukup lumayan mengingat usianya yang baru 22 tahun.
Namun kariernya di The Blues--julukan Chelsea--bakal berakhir jika Kementerian Pendidikan Tinggi Mesir bersikeras mewajibkan Salah mengikuti wajib militer. Chelsea, tentu saja, tak sudi menggaji pemain yang tak bisa dimainkannya.
Ahmed Hassan kemudian mengontak federasi sepak bola dan Kementerian Pendidikan Tinggi Mesir untuk membahas persoalan ini. Pertemuan pun digelar. Yang tak diduga Hassan adalah keikutsertaan Perdana Menteri Ibhraim Mahlab dalam rapat tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Mahlab kemudian memutuskan untuk membebaskan Salah dari kewajiban mengikuti wajib militer. Alasannya, pemanggilan pulang Salah bisa berdampak buruk bagi tim nasional Mesir. Salah dipersilakan melanjutkan kariernya di Chelsea.
Keputusan ini membuat Salah bisa menarik napas lega. Sebab ia tak harus pulang ke Mesir dan tinggal di barak selama 3 tahun. Ia pun bisa melanjutkan tur pramusim bersama Chelsea. Akhir pekan lalu, ia menyumbang satu gol saat Chelsea menekuk AFC Wimbledon 3-2 dalam kedua tur pramusim mereka.
REUTERS | DAILY MAIL | DWI RIYANTO AGUSTIAR
Berita terpopuler:
Jembatan Comal Rusak, Ongkos Tiket Bus Naik
Lebaran Ini, Pendapatan KAI Tak Naik Signifikan
Saham Malaysia Airlines Makin Melorot