TEMPO.CO, Liverpool - Klub sepak bola Liverpool mendapat banyak kritik ketika mereka membeli Mario Balotelli dari AC Milan. Sebab Super Mario--julukan Balotelli--kerap bikin ulah.
Balotelli, misalnya, sering kepergok sedang merokok, baik ketika di Manchester City maupun di AC Milan. Ia juga sering terlibat cekcok dengan pemain lain dan pelatih.
Bahkan ia pernah bertengkar dengan Roberto Mancini, pelatihnya ketika di Manchester City. Akibat ulahnya ini, Balotelli langsung dipecat. Ia lalu pindah ke AC Milan.
Dengan sederet catatan buruk itu, kenapa Liverpool mau menggelontorkan duit hingga 16 juta pound sterling untuk mendatangkannya? Apa klub berjuluk The Reds itu tidak kapok dengan ulah Luis Suarez?
Suarez adalah pemain Liverpool yang musim ini pindah ke Barcelona. Selama di Liverpool, Suarez banyak melakukan hal konyol, dari menggigit pemain Chelsea, Ivanovic, hingga menolak berjabat tangan dengan Patrice Evra.
Kelakuan Suarez itu tentu saja merugikan Liverpool. Suarez, misalnya, diskors oleh Federasi Sepak Bola Inggris (FA) selama delapan pertandingan setelah menolak jabatan tangan Patrice Evra.
Belajar dari pengalaman tersebut, Liverpool kini membentengi diri mereka dengan klausul baru dalam kontrak Balotelli. Mereka menyebutnya behavioral clauses.
Agen Balotelli, Mino Raiola, semula dikabarkan menolak adanya klausul aneh ini. Namun ia kemudian menyepakati klausul tersebut. "Setelah berdiskusi, akhirnya agen Balotelli bisa menerima klausul itu," tulis NBC Sports.
Namun Liverpool dan agen Balotelli tak menyebutkan apa saja yang terdapat dalam klausul tersebut.
NBC SPORTS | LIVERPOOL ECHO | DWI AGUSTIAR
TERPOPULER:
Demi 8 Besar, Persija Bertekad Menangi Laga Akhir
Wenger Syok Melihat Fabregas Berbaju Chelsea
Jamu Persijap, Bepe Cs Siap Tempur