TEMPO.CO, Manchester – Begitu peluit panjang ditiup wasit, yang dilakukan Angel Di Maria adalah berlari menuju tempat kedua orang tuanya duduk di Estadio de Luz. Kemenangan 4-1 atas Atletico yang membuat Madrid merebut gelar ke-10 Liga Champions tak membuatnya melupakan papanya, Miguel. Anak dan bapak ini pun berpelukan.
Menjadi pemain bola apalagi sehebat Di Maria adalah mimpi Miguel. Sang ayah merintis kariernya dengan menjadi pemain di River Plate. Dia pun terpilih menjadi pemain inti. Namun, tidak lama karena dia mengalami cedera lutut.
Miguel pun gantung sepatu dan menjadi sopir pengantar batu bara di Rosario, yang juga asal Lionel Messi. Tapi, Miguel takkan pernah lupa dengan mimpinya. Dia pun secara teratur, kalau kebetulan ada kesempatan, mengunjungi Angel yang sejak umur 7 tahun, bermain di klub Rosario Central.
Tak hanya Miguel, sang bapak yang membuat Di Maria menjadi pemain sepak bola yang tangguh. Diana, sang ibu adalah pelatihnya yang lain. Satu metode latihan yang dianggap ikut berpengaruh pada ketahanannya adalah mengendarai sepeda.
Setiap pergi berlatih sepak bola, Diana membonceng Di Maria. Di bagian depan, ikut naik adiknya, yang masih berumur 3 tahun. Dengan berbonceng sepeda, mereka bertiga menempuh perjalanan selama 50 menit. Cara itu, ternyata ikut membentuk Di Maria dalam menjaga staminanya.
DAILYMAIL | IRFAN
TERPOPULER:
Sehari di MU, Di Maria Bisa Borong 24 Sepeda Motor
Terungkap, Main di MU Mimpi Di Maria Sejak Kecil
Teerasil Dangda, Pemain Thailand di Liga Spanyol
Manchester City Permalukan Liverpool