TEMPO.CO, Jakarta - Mulutnya berkomat-kamit, tangannya membakar sesuatu. Tingkahnya tak terlihat jelas, terhalang oleh kerumunan orang-orang di sekelilingnya, para suporter tuan rumah Piala Afrika 2015, tim nasional Guinea Equatorial, yang seperti melindunginya. Petugas keamanan yang tahu ulahnya hanya diam.
Pria itu melakukan ritualnya sebelum laga perempat final di Stadion Bata, akhir bulan lalu, yang lantas dimenangi Guinea Equatorial 2-1 lewat perpanjangan waktu. “Dia juga membakar tulang ayam sebelum pertandingan melawan Gabon,” kata seorang saksi mata. “Dan Guinea Equatorial menang 2-0.”
Inilah Piala Afrika. Selalu ada bumbu cerita klenik di seputar perhelatan sepak bola terbesar di Benua Hitam itu. Tak terkecuali pergelaran tahun ini, yang digelar di Guinea Equatorial sejak pertengahan Januari lalu.
Jangan tanya Afrika soal tradisi klenik dan sihir. Benua ini memiliki “kekayaan” nan beragam, dari juju di Afrika barat, s’hour di Afrika Utara, sampai para dukun muti di Afrika bagian selatan.
Di sepak bola, kasus yang paling fenomenal adalah dihukumnya asisten pelatih Kamerun, Thomas Nkono, pada Piala Afrika 2002. Mantan kiper andal itu ketahuan menaburkan serbuk ke lapangan sebelum timnya menghadapi Mali pada semifinal. Nkono dicurigai menebar ramuan yang sudah dijampi-jampi.
Bagaimana dengan ulah dukun berpakaian hitam pendukung Guinea Equatorial? Entah memang ampuh atau sekadar kebetulan, faktanya, tuan rumah tak terkalahkan di babak grup dan memenangi laga di perempat final. Semuanya digelar di Stadion Bata.
Kesialan baru mereka temui pada semifinal. Tim asuhan Esteban Becker itu digunduli Ghana 0-3, Kamis lalu. Mungkin sang dukun tak menyiapkan ritual cadangan bila berpindah stadion. Pasalnya, laga semifinal digelar di Stadion Malabo.
Di atas kertas, secara teknis, Ghana memang lebih baik. Kesebelasan berjulukan Pasukan Bintang Hitam ini sudah mengoleksi empat kali gelar juara, sementara Guinea Equatorial tak pernah melangkah lebih dari semifinal sebelum 2015.
Selanjutnya: Manajer Ghana bilang tak takut dengan ilmu hitam lawan