TEMPO.CO, Jakarta - Para pemain Parma menunjukkan sikap luar biasa. Saat tim itu dihantui kebangkrutan, para pemain yang belum gajian dalam tujuh bulan terakhir tetap tampil mati-matian di lapangan. Pada Ahad lalu, misalnya, Para bisa menahan peringkat kedua Seri A Liga Italia, AS Roma, 0-0, di Stadion Olimpiade, Roma.
Manajer Parma, Roberto Donadoni, mengatakan penampilan para pemainnya di Roma membuktikan tekad kuat menjaga kehormatan mereka dengan mengatasi kesulitan berat yang dihadapi saat ini.
Para pemain tidak digaji sejak Juli 2014 dan menempati urutan ke-20 alias juru kunci klasemen Seri A. Senin adalah tenggat buat pemilik pihak ketiga untuk melunasi utang klub yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan itu.
Senin juga adalah saat Komisi Disiplin Badan Sepak Bola Italia, FIGC, mengadili kegagalan manajemen Parma menggaji seluruh pemainnya dalam tujuh bulan terakhir dan membayar pajak.
Sidang Komisi Disiplin itu bisa menghukum Parma dengan mengurangi perolehan nilainya, yaitu 3 poin. Padahal mereka masih butuh 12 poin untuk selamat dari zona degradasi alias tiga tim terbawah dalam 20 klub peserta Seri A.
Tapi para pemain Parma, di bawah komando Donadoni, menolak menyerah ketika sudah seperti di ujung tanduk.
“Kami mendengar janji-janji selama beberapa bulan terakhir. Minimal kami memberikan kredit kepada para calon pemilik baru untuk datang dan berbicara kepada semuanya, hal yang tidak dilakukan oleh yang lain. Kami akan menilai hasilnya ketika mereka datang,” kata Donadoni.
Parma tampil solid dan memaksa Roma bermain tanpa gol di Stadio Olimpico.
“Saya melatih sebuah grup dengan orang-orang yang punya martabat tinggi. Kami membuktikannya hari ini dan bangkit menghadapi tantangan. Tidak seorang pun patut takut bahwa mereka tidak ingin bermain maksimal melawan Parma,” kata Donadoni kepada Sky Sport Italia.
Mantan gelandang bintang AC Milan dan tim nasional Italia ini menegaskan mereka berjuang keras sampai “tetes darah terakhir” untuk menyelamatkan diri. Mereka baru menyerah kalau secara matematis tidak mungkin lagi lolos dari degradasi, yaitu turun ke Seri B musim depan.
“Kami tidak hanya bisa menyalahkan masalah di luar lapangan dengan posisi kami saat ini di klasemen. Tentu saja hal itu berdampak. Tapi sebagian lain disebabkan oleh banyaknya pemain kami yang cedera,” kata Donadoni.
Dalam keadaan yang belum sepenuhnya bugar pun, salah satu pemain Donadoni, yaitu Mattia Cassani, berkontribusi terhadap hasil yang mempermalukan Roma, Minggu lalu itu.
“Adalah memalukan juga melihat orang-orang yang berpendapat bahwa kami seharusnya sudah menyerah untuk terdegradasi. Parma juga pantas dihormati,” kata Donadoni.
Adapun manajer Roma, Rudi Garcia, mengatakan problem terbesar mereka dalam pertandingan itu adalah ketidakcakapan memanfaatkan peluang untuk mencetak gol setelah mendominasi permainan. Roma sudah lima kali secara beruntun hanya bisa bermain imbang di kandang.
“Mereka (suporter) ingin melihat kami menang dan adalah normal jika mereka kemudian frustrasi (dan mencemooh timnya),” kata Garcia. “Suporter benar, terutama hari ini.”
SKY SPORTS | GOAL | ESPN | PRASETYO