TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool hanya bisa menahan imbang Chelsea dengan skor 1-1 dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris yang berlangsung di Stamford Bridge, Ahad malam, 10 Mei 2015. Hasil itu jadi vonis pahit bagi The Reds: mereka dipastikan gagal merebut tiket Liga Champions musim depan.
"Saya pikir kami memulai pertandingan ini dengan cara yang mengerikan. Sungguh mengecewakan, kami sudah tertinggal di menit-menit awal pertandingan," kata pelatih Liverpool, Brendan Rodgers, seperti dikutip ESPN FC, kemarin.
Bermain di kandang Chelsea, Liverpool memang sempat tampil sedikit kikuk pada awal laga. Sebaliknya, para pemain Chelsea justru langsung menemukan ritme permainan mereka.
Tak mengherankan jika John Terry, bek Chelsea, sukses mencetak gol ketika pertandingan baru berlangsung lima menit. Sedangkan gol balasan Liverpool dicetak Steven Gerrard pada menit ke-44. Hasil imbang 1-1 bertahan hingga pertandingan berakhir.
Dengan hasil tersebut, Chelsea, yang sudah memastikan gelar juara Liga Primer akhir pekan lalu, kini mengoleksi 84 poin. Adapun Liverpool kini mengoleksi 62 poin. Mereka tetap tertahan di peringkat kelima.
Jarak Liverpool dengan Manchester United di peringkat keempat kini terpaut 6 poin. Dengan hanya dua laga tersisa, mustahil bagi Liverpool untuk finis di empat besar klasemen di akhir musim nanti.
Sebab, selisih gol mereka dengan Manchester United cukup jauh, yakni 14 gol. Itu artinya, kalaupun Liverpool berhasil meraih enam poin dari dua laga sisa dan MU kalah di dua laga sisa, Liverpool tetap tidak akan lolos ke empat besar karena kalah selisih gol.
Liverpool baru akan lolos jika mereka bisa memenangi dua laga sisa mereka dengan mencetak minimal 15 gol serta saat yang sama Manchester United kalah di dua laga sisa mereka dan sama sekali tak mencetak gol.
Tentu saja, sulit membayangkan MU kalah dua kali beruntun pada akhir musim ini. Lebih sulit lagi membayangkan mereka tak mencetak gol. Sebab, akhir pekan lalu, MU sukses membenamkan Crystal Palace dengan skor 2-1.
Kenyataan bahwa Liverpool gagal menembus empat besar memang cukup menyakitkan. Terutama bagi Steven Gerrard, yang tengah menjalani musim terakhirnya bersama The Red. Tak hanya gagal menambah koleksi gelar Liga Primer Inggris dalam lemari trofinya, kapten tim itu pun harus mengakhiri musim dengan kegagalan merebut tiket Liga Champions.
Gerrard, yang sudah merenda 17 tahun kariernya bersama Liverpool, akan terbang ke Amerika Serikat. Dia akan memperkuat LA Galaxy di Liga Sepak Bola Amerika Serikat (MLS). Karena itu, laga ini menjadi penampilan terakhirnya di Stamford Bridge.
Tak mengherankan jika pendukung Chelsea--yang kerap mengejeknya dengan nyanyian setelah pada laga serupa musim lalu Gerrard terpeleset hingga timnya kebobolan--memberinya standing ovation saat dia ditarik keluar pada menit ke-79.
"Mendapatkan standing ovation menjadi sesuatu yang istimewa buat Gerrard. Kami sangat menghormatinya. Dia adalah musuh yang akan kami rindukan," kata pelatih Chelsea, Jose Mourinho, seusai pertandingan.
Mou--begitu Mourinho disapa--memang penggemar Gerrard. Dia sudah beberapa kali membujuk Gerrard agar bergabung dengan Chelsea. Namun semua tawarannya selalu berujung pada penolakan.
"Saya sangat menghormati Mourinho. Dia pelatih terbaik di dunia. Tapi dia juga tahu betapa saya sangat mencintai Liverpool. Saya tidak mungkin mengkhianati klub ini," ucap Gerrard. Adapun soal standing ovation dari pendukung Chelsea, gelandang ini menyikapinya dengan tawar. “Mereka memberi penghormatan beberapa menit terakhir, tapi terus menyembelih saya sepanjang musim. Saya tak akan terpengaruh dan mendoakan yang baik buat mereka.”
Gerrard mengaku lebih berharap standing ovation dari pendukung Liverpool. "Liverpool tidak pergi dari hati saya. Saya akan terus memberikan dukungan kepada mereka meskipun saya tidak lagi bersama mereka. Saya sungguh bangga dengan apa yang telah kami jalani di Liverpool," ujarnya.
Kepergian Gerrard ini tentu saja akan menjadi kehilangan besar bagi Liverpool. Pelatih Liverpool, Brendan Rodgers, menuturkan mustahil baginya mencari pemain yang sepenuhnya bisa menggantikan Gerrard.
"Saya tidak bercanda ketika mengatakan Gerrard adalah pemain yang tidak tergantikan. Tapi kami harus segera mencari penggantinya. Ini akan menjadi momen krusial bagi kami," kata Rodgers.
BBC | MIRROR | ESPNFC | HARI PRASETYO | DWI AGUSTIAR