Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mr 10 Persen, Pria di Balik Terbongkarnya Skandal FIFA

image-gnews
Foto kombinasi sejumlah pejabat FIFA yang ditangkap karena terkait kasus dugaan korupsi di Swiss, 27 Mei 2015. REUTERS/Staff
Foto kombinasi sejumlah pejabat FIFA yang ditangkap karena terkait kasus dugaan korupsi di Swiss, 27 Mei 2015. REUTERS/Staff
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Chuck Blazer selalu membawa "sial" menjelang pemilihan presiden induk asosiasi sepak bola dunia (FIFA). Pada 2011, pria berambut keriting dengan jenggot  berwarna kelabu itu menyita perhatian karena berani membongkar dugaan suap Mohamed bin Hammam, calon Presiden FIFA kala itu. 

Joseph "Sepp" Blatter akhirnya lempeng-lempeng saja meraih kembali kursi Presiden FIFA lantaran Hamman mundur dari pencalonan. Kasus tersebut sekaligus mengantar Hamman ke dalam jerat larangan bergelut di dunia sepak bola."Saya melewati beberapa anggota yang ditawari uang tunai untuk suara mereka dalam pencalonannya. Saya harus katakan ini secara luas dan jelas," kata Blazer saat itu.

Hilang bak ditelan bumi, wajah Blazer kembali menghiasi media massa sejagat dalam dua hari terakhir. Dia dikaitkan dengan penangkapan sembilan pejabat senior FIFA di Hotel Baur au Lac di Zurich, Swiss, Rabu, 27 Mei 2015. Mereka dituduh terlibat dalam penggelapan, pemerasan, serta pencucian uang dalam penawaran hak siar televisi dan pemasarannya serta pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. 

Blazer adalah pendiri sekaligus Sekretaris Jenderal Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (CONCACAF) 1990-2011. Jabatan itu mengantarkannya ke jajaran anggota Komite Eksekutif FIFA 1997-2013. Selaku pejabat dan pendiri CONCACAF, ia memiliki hak mendapatkan 10 persen dari semua pendapatan serta keuntungan organisasi tersebut.  Bahkan rekening pribadinya menjadi tempat penampungan duit perusahaan. Dia pun dijuluki sebagai Mister 10 Persen. 

Penghasilan yang wah membuat gaya hidup Blazer bergelimang kemewahan. Dia menyewa tiga unit apartemen mahal, yakni di Miami, New York, dan Bahama. Salah satunya di Trump Tower, gedung pencakar langit di New York, seharga Rp 237 juta per bulan. Apartemen itu menjadi kandang kucing dan burung  peliharaannya.

Pria yang dulunya hanya anak muda sederhana yang tinggal di Westchester County, New York, itu mengendarai Hummer H2 seharga Rp 3 miliar dan memiliki pesawat jet pribadi. Sebagai konglomerat, tak sulit bagi Blazer untuk berjalan-jalan bersama tokoh dunia seperti Hillary Clinton, Vladimir Putin, dan Nelson Mandela. Hal itu terlihat dalam pose mereka di blog Blazer.

Kendati demikian, kehidupan yang serbamahal membuat Blazer terjebak utang kartu kredit hingga Rp 382 miliar. Kasus ini kemudian merembet pada dugaan pemerasan, penipuan, konspirasi, pencucian uang, penggelapan pajak, dan kegagalan mengajukan Laporan Bank Asing dan Akun  Keuangan (FBAR). Departemen Kehakiman AS menuntutnya hukuman penjara maksimal 15 tahun dan denda Rp 25 miliar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terjepit beragam kasus, Blazer terpaksa menuruti keinginan Biro Investigasi Federal (FBI) menjadi "peniup peluit" kasus korupsi di  FIFA. Dengan harapan, pengakuan bersalahnya serta keterlibatannya dalam pengusutan kasus korupsi ini bisa mengurangi hukuman yang  mengancamnya. 

Pada 2012, dia ditugaskan FBI mengatur pertemuan 44 perwakilan FIFA sebelum Olimpiade London. Satu per satu pejabat itu dikirimi e-mail secara langsung oleh Blazer. Berhasil membuat pertemuan, Blazer lantas dibekali gantungan kunci yang berisi mikrofon kecil. 

Ia merekam informasi yang disampaikan semua pejabat tersebut, termasuk  Presiden FIFA Sepp Blatter. Temuannya kemudian menjadi bukti dalam pengusutan korupsi proses bidding tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 di Rusia dan Qatar. Sebanyak 13 pejabat FIFA dinyatakan terjerat dalam kasus ini.

Blazer, yang kini berusia 70 tahun, terbaring lemas di Rumah Sakit NewYork-Presbyterian. Wajahnya pucat. Tubuh tambunnya yang dulu menampung banyak kemewahan digerogoti penyakit kanker usus. Namun usahanya membongkar borok FIFA membuatnya mendapat apresiasi dari banyak pihak. Ia pun digambarkan dalam meme sebagai Sinterklas sekaligus bajak laut. 

NYTIMES | INDEPENDENT| BBC | TRI SUHARMAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.


Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Presiden FIFA, Gianni Infantino. (AP/Michael Probst)
Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.


Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kantor FIFA di Zurich, Swiss. (beinsports.com)
Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.


Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Penjaga gawang timnas Prancis, Hugo Lloris, mengajak dua putrinya untuk mencium trofi Piala Dunia yang telah diraih timnya setelah mengalahkan Kroasia dalam final Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia, 15 Juli. (AP Photo/Matthias Schrader)
Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Sepp Blatter berjalan meninggalkan ruang jumpa pers di markas FIFA di Zurich, Swiss, 3 Juni 2015. Blatter mundur setelah badan sepak bola dunia tersebut diguncang skandal korupsi. VALERIANO DI DOMENICO/AFP/Getty Images
Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

31 Juli 2018

Suasana stadion Internasional Khalifa di  Doha, Qatar, 18 Mei 2017. REUTERS/Ibraheem Al Omari/File Photo
Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.


Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

27 Maret 2018

Pemain Inggris, Jesse Lingard, mencetak gol ke gawang Belanda dalam laga persahabatan menjelang Piala Dunia 2018, 23 Maret 2018. REUTERS/Michael Kooren
Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

Negara-negara yang menyatakan akan melakukan boikot bertambah ketika Piala Dunia 2018 tinggal tiga bulan lagi.


Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

19 Maret 2018

Diego Armando Maradona (kedua kanan) dan Presiden FIFA, Gianni Infantino berfoto bersama usai mengikuti turnamen FIFA Legends menjelang upacara penghargaan FIFA di Zurich, Swiss, 9 Januari 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann
Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kecemasan terhadap potensi bentrok suporter Rusia dan Inggris tak akan terjadi di Piala Dunia 2018.


FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

13 Februari 2018

Aksi demo warga Chehnya saat memberikan dukungan untuk pemimpin mereka, Ramzan Kadyrov dan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Grozny, Chechnya, 22 Januari 2016. Dok
FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

Keputusan FIFA untuk mengijinkan ibukota Chechnya, Grozny, sebagai markas Timnas Mesir mengundang protes.


Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

3 Februari 2018

Pemain timnas Jepang, Yuya Osako berebut bola dengan pemain timnas Arab Saudi, Osama Hawsawi dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 di Saitama Stadium, Jepang, 15 November 2016. Dengan kemenangan ini, Jepang sementara menempel Arab Saudi di puncak klasemen dengan sama-sama mengumpulkan 10 poin. REUTERS/Toru Hanai
Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

Sami Al-Jaber bangga tim Arab Saudi bisa bermain pada partai pembukaan Piala Dunia 2018.