TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan sejumlah bank besar dunia kini memantau serius transaksi keuangan yang terkait dengan Badan Sepak Bola Dunia (FIFA). Langkah itu dilakukan setelah terkuaknya kasus suap kepada pejabat FIFA.
Bank-bank besar Amerika Serikat dan Eropa menyatakan akan meningkatkan pengawasan rekening-rekening terkait dengan FIFA dan mewaspadai kaitannya dengan dua organisasi besar sepak bola kawasan yang tengah didakwa Kejaksaan Agung Amerika Serikat.
Pekan lalu, AS mendakwa sembilan pejabat atau mantan pejabat FIFA dan lima eksekutif perusahaan olahraga dengan skema suap US$ 150 juta. Ketika skandal ini makin mencuat, Presiden FIFA Sepp Blatter mengundurkan diri.
“Kecuali penyelidikan suap dan pencucian uang itu diperluas ke badan sepak bola dunia, FIFA dan lembaga-lembaga masih boleh menggunakan jasa perbankan,” kata sejumlah bankir kepada Reuters. "Mereka akan diawasi sangat ketat. Namun mereka tidak akan kehilangan rekening-rekeningnya, kecuali pemerintah mendapat bukti kuat bahwa FIFA telah berlaku sebagai organisasi korup."
Sejauh ini tidak ada satu pun bank global yang disasar melakukan pelanggaran oleh pihak berwajib AS. Bank-bank global yang berkaitan dengan FIFA itu antara lain JPMorgan Chase, Bank of America, Citigroup, HSBC, dan Barclays.
Namun tetap saja seorang pejabat senior bank besar berkata kepada Reuters bahwa bank-bank besar itu panik ketika Kelly T. Currie, yang berlaku sebagai jaksa penuntut AS untuk Distrik Timur New York, mengatakan dia akan meneliti apakah bank-bank tersebut mengetahui bahwa mereka telah memfasilitasi pembayaran suap.
"Kami terus mengkaji tuduhan-tuduhan dalam dakwaan jaksa itu demi memastikan layanan kami tidak disalahgunakan untuk kejahatan keuangan," ujar juru bicara HSBC.
ANTARA