TEMPO.CO, London - Empat penggemar Chelsea dilarang menghadiri pertandingan sepak bola selama lima tahun lebih karena dituduh melarang seorang kulit hitam naik kereta api Paris Metro. Penggemar Chelsea itu Richard Barklie dari Carrickfergus, Irlandia Utara, Joshua Parsons dan William Simpson dari Surrey, dikenai larangan lima tahun pada Pengadilan di Stratford Magistrates, London, Inggris. Seorang lagi Jordan Munday dari Sidcup, Kent, Inggris, dikenai larangan tiga tahun.
Mereka menyatakan tidak boleh menghadiri pertandingan Chelsea di kandang maupun di luar Inggris. Hakim Gareth Branston mengatakan: “Tindakan kemarahan rasis ditunjukkan para penggemar Chelsea di (kereta api) Paris Metro malam itu. Kejadian malam itu terekam kamera.
Dalam pengadilan Branston menyatakan “kejadian itu mencoreng reputasi Inggris dalam sepak bola Eropa”. Kekerasan terjadi saat penggemar Chelsea berada di Paris, Prancis, menyaksikan Liga Champions, Chelsea melawan Paris St-Germain pada 17 Februari lalu.
Rekaman video yang kemudian diperlihatkan menunjukkan orang Prancis itu, Souleymane Sylla, didorong keluar kereta api dan penggemar Chelsea itu meneriakinya “kami rasis dan itulah cara yang kami suka”.
Pengelola kerata api Metro Paris kemudian menyatakan kejadian itu “memalukan”. Souleymane Sylla menggambarkan kejadian itu sebagai “penghinaan”.
Dalam satu pernyataan di pengadilan, Sylla mengatakan ia “dikasari” dipaksa keluar kerata api sementara penggemar Chelsea (yang lain) meneriakinya. “Saya mencoba kembali naik dan mengatakan pada orang ini. Ia sepertinya tidak mengerti apa yang saya katakan dan para penggemar Chelsea di belakangnya meneriaki (saya) dan menyanyi dalam bahasa Inggris. Saya tidak mengerti apa yang mereka katakan. Orang yang lainnya membuat tanda di mukanya yang menunjukkan warna kulitnya,” paparnya.
BBC | AGUS BAHARUDIN