TEMPO.CO, Jakarta - Arsenal identik dengan Arsene Wenger dalam 19 tahun terakhir. Dan, Wenger belum mau pensiun sebagai manajer klub Liga Primer Inggris ini, meski usianya pada Oktober mendatang mencapai 66 tahun.
“Pensiun? Ya, terkadang terlintas di pikiranku, tapi tidak lama, hanya lima detik, karena sedikit panik,” kata Wenger.
Wenger lantas menceritakan pertemuannya dengan Alex Ferguson, 73 tahun, mantan Manajer Manchester United, musim lalu.
“Ketika kami bemain di Manchester United, ia (Alex Ferguson) datang untuk menemuiku setelah pertandingan. Saya bilang, ‘Ayolah, tidakkah kamu merindukan semua ini?’ Ia menjawab, ‘Tidak.’ Ia sudah cukup. Ia menonton setiap pertandingan. Tapi ia punya kuda, dan saya tidak.”
Pernyataan Wenger itu menandakan hanya sepak bola yang menjadi kegemaran pria asal Prancis itu dalam hidupnya. Dan itulah yang membuatnya senantiasa antusias mempersiapkan Arsenal menyongsong musim baru Liga Primer Inggris yang dimulai pada 8 Agustus mendatang.
Wenger baru saja membawa Arsenal meraih trofi dalam turnamen pramusim di Singapura dengan mengalahkan Everton 3-1 pada babak final Barclays Asia Trophy.
Adapun pada musim lalu Arsenal meraih hasil cukup memuaskan dengan merebut peringkat ketiga, di belakang Manchester City dan sang juara, Chelsea. Dengan tambahan kekuatan, yaitu kiper kelas dunia, Petr Cech, yang pindah dari Chelsea, Wenger seperti tak pernah kehabisan harapan menjuarai liga untuk pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir.
“Antusiasme? Itu bukan masalah. Saya lebih bertanggung jawab daripada sebelumnya untuk itu. Dan, mencintai apa yang kamu lakukan tak akan mengurangi antusiasme, tak peduli berapa kali kamu melakukannya. Sepak bola adalah hal baru setiap hari,” kata Wenger.
Kecintaan Wenger terhadap sepak bola itulah yang membuatnya bisa selalu tegar mengalami masa jatuh dan bangun. Delapan bulan lalu, misalnya, ia dimarahi sejumlah suporter Arsenal di stasiun kereta api Stoke setelah The Gunners kalah 2-3, sehingga terpuruk di urutan keenam liga serta ketinggalan 13 poin oleh Chelsea.
Wenger kemudian berhasil membawa Arsenal bangkit dan finis di urutan ketiga, meski selisih dengan Chelsea di puncak klasemen 12 poin. Chelsea memang dominan musim lalu. Selisih nilainya dengan City, yang ada di urutan kedua, pun cukup jauh, yaitu delapan poin.
Jika Arsenal bisa memenangi liga pertama kali sejak 2004, kita mungkin akan menoleh kembali peristiwa di stasiun kereta Stoke delapan bulan lalu. Kegelapan selalu tiba sebelum terang datang.
“Saya punya banyak pengalaman, dan pengalaman menolong Anda mengantisipasi apa yang akan Anda hadapi,” kata Wenger.
GUARDIAN | BBC | DAILY MAIL | HARI PRAS