Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dicoret Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2018, Rusia Bisa Murka  

image-gnews
Rusia dan Qatar tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. AP Photo/Michael Probst
Rusia dan Qatar tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. AP Photo/Michael Probst
Iklan

TEMPO.CO, London -  Mencoret Rusia sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2018 dapat menimbulkan “ledakan” besar yang dapat memperburuk krisis Ukraina. Hal ini dinyatakan mantan Duta Besar Inggris untuk Rusia, Sir Tony Brenton.

Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memilih Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022. Pemilihan dua tuan rumah Piala Dunia itu menjadi target penyelidikan korupsi di Amerika Serikat dan Swiss, yang menimbulkan spekulasi kemungkinan pencoretan kedua tuan rumah itu.

Menurut Brenton, pencoretan Rusia dapat menggagalkan kemajuan yang telah dicapai dalam upaya mengatasi konflik di Ukraina. Hal ini dia ungkapkan dalam undian kualifikasi Piala Dunia 2018 di St Petersburg, Rusia.

"Saat ini krisis di Ukraina telah mereda, sejumlah pertempuran telah mereda," jelasnya. “Sementara itu, kemungkinan (Rusia terkena sanksi) muncul. Perkembangannya tentu banyak bergantung pada akan tidak adanya “ledakan” besar. Tetapi kalau sampai Rusia  dicoret dari tuan rumah Piala Dunia 2018 bakal ada satu ledakan besar.”

Lebih dari 6.000 orang tewas dalam pertempuran di Ukraina bagian timur sejak April 2014 setelah Rusia mencaplok semenanjung Crimea. Tahun lalu FIFA secara internal menyelidiki pemilihan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Hasilnya tidak ada hal yang salah dengan pemilihan mereka.

Ketua Komite Olimpiade Rusia, Alexander Zhukov, juga menyatakan dalam berbagai kesempatan bahwa Rusia terus mempersiapkan pesta bola sejagad itu, meskipun ada penyelidikan terhadap FIFA.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

FIFA berada dalam krisis pada Mei lalu ketika sejumlah pejabat terasnya ditangkap berdasarkan hasil penyelidikan FBI (Biro Federal Penyelidik AS) . Penyelidikan itu dikakukan setelah muncul dugaan terjadi korupsi dan suap secara sistematis di FIFA.

Bulan lalu Jaksa Agung Swiss menyatakan ia tidak akan ragu-ragu lagi kalau pihak berwenang menemukan bukti yang akan membawa pada pecoretan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022.

Adapun Menteri Olahraga Rusia, Vitaly Mutko, menyatakan tidak ada ancaman pada Rusia bakal dicoret sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2018.  “Kami tidak ragu-ragu bahwa Rusia akan menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia (2018),” jelasnya.

Sementara Brenton menyatakan akan “sangat menyebalkan” bagi Rusia kalau sampai mereka dicoret. ”Mereka  gila bola. Mereka akan marah dan terluka, dan akan melihatnya sebagai rencana Barat terhadap Rusia,” lanjut Brenton. “Kalau tindakan dikenakan tanpa bukti, maka akan sangat sangat sulit membangun kembali hubungan kami dengan Rusia.”

BBC | AGUS BAHARUDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.


Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Penjaga gawang timnas Prancis, Hugo Lloris, mengajak dua putrinya untuk mencium trofi Piala Dunia yang telah diraih timnya setelah mengalahkan Kroasia dalam final Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia, 15 Juli. (AP Photo/Matthias Schrader)
Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Sepp Blatter berjalan meninggalkan ruang jumpa pers di markas FIFA di Zurich, Swiss, 3 Juni 2015. Blatter mundur setelah badan sepak bola dunia tersebut diguncang skandal korupsi. VALERIANO DI DOMENICO/AFP/Getty Images
Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

31 Juli 2018

Suasana stadion Internasional Khalifa di  Doha, Qatar, 18 Mei 2017. REUTERS/Ibraheem Al Omari/File Photo
Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.


Presiden PSG Disebut Terlibat Dalam Kasus Suap Sekjen FIFA

13 Oktober 2017

Pemain tengah Perancis Yohan Cabaye (kanan), bersama dengan Presiden PSG Nasser al-Khelaifi saat konfrensi pers di Stadion Parc des Princes (29/1). PSG memboyong Cabaye dengan harga transfer 20 pounds. AP/Thibault Camus
Presiden PSG Disebut Terlibat Dalam Kasus Suap Sekjen FIFA

Presiden PSG Nasser Al Khelaifi diduga menyuap Sekjen FIFA Jerome Valcke terkait hak siar Piala Dunia di sejumlah negara.


FIFA Akhirnya Rilis Laporan Investigasi Piala Dunia yang Bocor

28 Juni 2017

REUTERS/Christian Hartmann
FIFA Akhirnya Rilis Laporan Investigasi Piala Dunia yang Bocor

FIFA memutuskan untuk menerbitkan laporan Garcia soal keputusan
untuk menunjuk Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.


Korupsi FIFA, Arzuaga Akui Bersalah dalam Pencucian Uang

16 Juni 2017

REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi FIFA, Arzuaga Akui Bersalah dalam Pencucian Uang

Mantan bankir Jorge Arzuaga mengaku bersalah pada Kamis
terhadap kasus konspirasi pencucian uang AS


Langkah FIFA dalam Memerangi Korupsi Dipertanyakan

10 Mei 2017

Suasana upacara pembukaan Kongres FIFA ke-66 di Mexico City, Meksiko, 12 Mei 2016. REUTERS/Edgard Garrido
Langkah FIFA dalam Memerangi Korupsi Dipertanyakan

Keputusan FIFA memberhentikan tim etik "adalah kemunduran
dalam perang melawan korupsi"


Korupsi FIFA, Jerome Valcke Ajukan Banding atas Skorsingnya  

1 Maret 2017

Sekjen FIFA Jerome Valcke.   Reuters/Arnd Wiegmann
Korupsi FIFA, Jerome Valcke Ajukan Banding atas Skorsingnya  

Mantan Sekjen FIFA Jerome Valcke mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terhadap skorsing 10 tahun yang diterimanya.


Aleksander Ceferin Jadi Presiden UEFA Gantikan Platini

15 September 2016

Presiden UEFA asal Slovenia, Aleksander Ceferin. (Skysports)
Aleksander Ceferin Jadi Presiden UEFA Gantikan Platini

Aleksander Ceferin, presiden federasi sepak bola Slovenia, terpilih sebagai kepala badan sepak bola Eropa UEFA yang baru.