TEMPO.CO, Jakarta - Bos Mahaka Group, Erick Thohir, mengaku sudah menganggarkan dana hingga Rp 40 miliar untuk penyelenggaraan Piala Presiden 2015. Dia mengklaim bahwa tak sepeser pun dana untuk turnamen pramusim tersebut berasal dari pemerintah.
“Kebanyakan dari sponsor, kalau dari pemerintah dan badan usaha milik negara benar-benar kami hindari,” kata Erick setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Jumat, 8 Agustus 2015. Dana tersebut, menurut dia, cukup untuk membiayai turnamen yang memiliki 38 pertandingan tersebut.
Hari ini, Erick bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas kelanjutan turnamen Piala Presiden. Salah satu anak usahanya, Mahaka Sports, ditunjuk sebagai operator turnamen pramusim tersebut.
Rencananya, Erick mengatakan, turnamen itu akan dibuka di Bali pada 30 Agustus 2015 oleh Jokowi. Sebanyak 16 peserta akan ikut serta dalam ajang tersebut. Sebagian besar pesertanya berasal dari klub Indonesia Super League (ISL). Hanya tiga klub peserta yang berasal dari Divisi Utama.
Turnamen itu bakal digelar di empat kota, yaitu Malang, Bali, Bandung, dan Makassar. Jumlah pertandingan sebanyak 38 laga. "Akan dibagi menjadi empat grup. Setelah kualifikasi, seperti biasa akan ada delapan besar," ujarnya. Jika sesuai jadwal, partai puncak akan digelar minggu ketiga bulan Oktober.
Juara turnamen ini akan mendapat hadiah sebesar Rp 3 miliar. Adapun juara kedua dan ketiga akan mengantongi fulus masing-masing Rp 2 miliar dan Rp 1 miliar. Setiap klub peserta juga akan mendapatkan dana operasional. Menurut Erick, dana operasional itu perlu karena kebanyakan klub saat ini sedang tidak beroperasi.
Erick mengklaim bahwa semua pihak, termasuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, mendukung penyelenggaraan turnamen ini. “Alhamdulillah semua sudah support dan semua ada kertas-kertasnya,” tuturnya. Sebelum memastikan turnamen ini digelar, ia sudah berkomunikasi dengan berbagai pihak.
Dia membantah bahwa kesediaan Mahaka Sports untuk menjadi operator didasari faktor politis. Menurut dia, turnamen ini benar-benar digelar agar industri sepak bola dalam negeri kembali menggeliat. “Saya tidak mau dalam posisi kontroversi. Ini, kan, layaknya turnamen pramusim di Cina dan Amerika kemarin.”
FAIZ NASHRILLAH