TEMPO.CO, Jakarta - Sudah hampir sebulan Piala Kemerdekaan selesai digelar. PSMS Medan menjuarai laga terakhir turnamen tersebut setelah mengalahkan Persinga Ngawi 2-1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Ternyata, hadiah kemenangan belum dikantongi klub berjulukan Ayam Kinantan tersebut.
"Memang belum kami berikan," ujar Gatot S. Dewa Broto, juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, siang ini.
Ide turnamen Piala Kemerdekaan berasal dari instansi yang dipimpin Imam Nahrawi tersebut. Mereka menjalankan turnamen ini melalui Tim Transisi, lembaga yang dibentuk Kemenpora, untuk menggantikan peran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), yang dibekukan sejak April.
Dari awal turnamen, Tim Transisi, yang dinakhodai Bibit Samad Rianto, bekas pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi, kesulitan keuangan. Bahkan turnamen yang diurus event organizer Kataluna Sports itu disiarkan televisi hanya untuk pembukaan dan penutupannya. Padahal sponsor sepak bola mengandalkan bisnis layar kaca tersebut.
Malah Tim Transisi menjanjikan hadiah cukup besar untuk turnamen pengganti kompetisi Divisi Utama tersebut: juara pertama Rp 1,5 miliar, juara kedua Rp 1 miliar, dan juara ketiga Rp 750 juta. Tim Transisi sebelumnya menyebut duit turnamen tak jadi masalah karena ditalangi sekitar sepuluh sponsor yang terdiri atas provider telekomunikasi, minimarket, serta maskapai penerbangan.
Gatot mengatakan penyebab hadiah belum diberikan lantaran terjadi keterlambatan pembayaran tagihan para sponsor. "Makanya Kemenpora ambil alih tanggung jawab," ujarnya.
Faisol Riza, staf khusus Kementerian Olahraga, menyatakan instansinya bakal mengupayakan pemberian hadiah dalam waktu dekat. "Insya Allah paling telat minggu depan semua sudah dibayarkan," katanya.
TRI SUHARMAN