TEMPO.CO, Bandung - Euforia kemenangan Persib Bandung dalam ajang Piala Presiden 2015 pada 18 Oktober 2015 masih menyisakan keceriaan bagi para suporternya. Puluhan bobotoh masih melakukan aksi konvoi mengelilingi Kota Bandung. Mereka meluapkan rasa gembira atas kemenangan timnya dengan cara beragam.
Salah satunya adalah Deni. Bobotoh ini memakai baju wanita lalu diarak keliling kota layaknya peragawati. "Kemarin, pas tanding, saya dan yang lain sudah sepakat, kalau Persib menang, saya akan dandan seperti perempuan dan keliling kota, dan saya buktikan, demi Persib," ujar Deni, 19 tahun, saat ditemui di Jalan Kopo, Bandung, 19 Oktober 2015, ketika melakukan konvoi bersama.
Selain Deni, ada juga bobotoh nekat yang meluapkan rasa gembira dengan membuka baju dan hanya menyisakan pakaian dalam lalu diarak menggunakan sepeda motor menuju kota. Hal tersebut membuat sebagian warga kesal. Selain membuat ribut, berkeliling tanpa pakaian dianggap tak sopan.
"Berisik, Teh. Mana pada enggak pakai helm, teriak-teriak juga. Ya, harusnya kalau bangga sama timnya jangan kayak gitu pestanya, nyeremin. Apalagi sampai enggak pakai baju dan hanya pakai celana dalam. Kok, kesannya enggak sopan gitu," kata Anggita Dewi, seorang warga Kopo, Bandung, 19 Oktober 2015
Warga Bandung menyayangkan perayaan atau euforia atas kemenangan Persib dalam merebut Piala Presiden mengalahkan kesebelasan asal Palembang, Sriwijaya FC, yang berlebihan. Selain mengganggu ketertiban di jalan, konvoi para bobotoh juga dianggap membahayakan pengguna jalan lain.
"Kalah-menang suporter itu suka enggak jelas, Mbak. Siang tadi saja spion motor saya pecah karena tersambar motor bobotoh yang lagi konvoi. Mau dikejar, saya kalah banyak sama mereka. Untung hanya kesenggol, coba kalau sampai jatuh. Aparat keamanan juga enggak keliatan menjaga sudut jalan rawan. Padahal bahaya," tutur Dadang Arief, pengendara sepeda motor.
DWI RENJANI
Baca juga:
Kalla Mau Evaluasi KPK, Terlalu Banyak Tangkap Orang?
PDIP Siaga, PAN Diajak Bicara: Ada Reshuffle Kabinet?