TEMPO.CO, Zurich - Pemilihan Presiden Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) tetap akan dilakukan dalam Kongres Luar Biasa FIFA di Zurich, Swiss, 26 Februari 2016. Semula kongres sempat diwacanakan akan ditunda menyusul keputusan Komite Etik FIFA yang menjatuhkan sanksi terhadap pentolan badan sepak bola dunia itu, termasuk Persiden FIFA Sepp Blatter, serta mantan Ketua Bidang Teknik dan Pengembangan FIFA Michel Platini.
Keputusan melaksanakan pemilihan presiden sebagaimana rencana awal itu diambil dalam pertemuan Komite Eksekutif FIFA di Zurich, Swiss, Selasa, 20 Oktober 2015. Pemilihan akan dilakukan di sela Kongres Luar Biasa FIFA, yang diharapkan akan menjadi tonggak reformasi badan sepak bola dunia itu.
Platini merupakan satu di antara calon Presiden FIFA yang mendapat dukungan dari banyak federasi, termasuk Federasi Sepak Bola Inggris (FA). Namun, dalam perkembangan terakhir, FA menunda dukungan tersebut terkait dengan putusan skors 90 hari yang dijatuhkan Komite Etik FIFA terhadap Platini.
Platini termasuk yang diselidiki dalam skandal korupsi besar FIFA, yang melibatkan Blatter dan para pengurus terasnya. Penyelidikan dilakukan Kejaksaan Swiss, dipimpin jaksa Michael Lauber.
“Kami tidak meminta keterangan Pak Platini sebagai saksi. Itu tidak benar. Kami menyelidiki dia sebagai saksi dan tersangka,” katanya.
Platini, yang juga Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA), dituding menerima 1,35 juta pound sterling atau Rp 28,5 miliar dari Blatter pada 2011. Hal ini tertuang dalam laporan hasil studi FIFA.
Platini dan Blatter saat ini secara resmi sedang dalam penyelidikan Komite Etik FIFA dalam kasus korupsi. Meski demikian, Platini telah membantah melakukan kesalahan apa pun selama menjadi pengurus FIFA.
Mantan pemain gelandang ternama tim Prancis itu juga menegaskan akan tetap mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA mendatang. Belum diketahui apakah ia diperbolehkan mendaftar karena, secara hukum, ia kini dalam peyelidikan jaksa Swiss.
Pendaftaran calon Presiden FIFA akan dilakukan pada akhir Oktober ini. Hal itu berarti sangat kecil peluang bagi Platini untuk dapat mencalonkan diri sebagai presiden badan sepak bola dunia itu.
REUTERS | BBC | AGUS BAHARUDIN