TEMPO.CO, Jakarta - Kesempatan Michel Platini menjadi Presiden Federation Internationale de Football Association (FIFA) masih terbuka meskipun tengah menjalani skorsing.
FIFA memastikan akan menggelar pemilihan presiden baru pada 26 Februari 2016 untuk menggantikan Sepp Blatter. Komite Eksekutif FIFA mengonfirmasi lagi bahwa Platini akan dipertimbangkan sepanjang dia tidak diskors.
“Pencalonan presiden diajukan menurut waktu dan syarat tertentu. Namun yang berkaitan dengan kandidat yang menjadi subyek pelarangan tidak akan diproses," kata Ketua Komite Elektoral FIFA Domenico Scala.
Scala tetap membuka pintu untuk Platini dengan mengatakan, jika larangan atau skorsing itu ditimpakan atau habis waktu sebelum pemilihan 26 Februari 2015, Komite Elektoral akan menentukan, bergantung pada titik pasti respektif, mengenai bagaimana melanjutkan pencalonan.
Komite Etik FIFA berencana mengumumkan kasus yang menimpa para pejabat senior badan sepak bola dunia tersebut pada Rabu, 21 Oktober 2015.
"Komite akan menginformasi kelanjutan penyelidikan yang tertunda terhadap individu-individu itu pada Rabu sore, 21 Oktober 2015, begitu notifikasi pihak-pihak relevan telah dilakukan," ujar Komite Etik.
Platini menyambut kabar baik ini. "Ini kabar baik. Komite pemilihan bisa saja mengubur pencalonan Michel Platini. Kami merasa komite pemilihan tidak memupus Michel Platini," ucap sumber yang dekat dengan Platini.
Presiden Union of European Football Associations (UEFA) ini dianggap favorit sebagai pengganti Blatter sebelum diskors atas kasus pembayaran ilegal 2 juta franc Swiss atas kerjanya di FIFA dari 1998 sampai 2002.
Selain Platini, Ali bin al Hussein dari Yordania yang dikalahkan Blatter pada Mei lalu sudah resmi mengumumkan pencalonannya. Ada pula mantan kapten timnas Trinidad-Tobago, David Nakhid; mantan bek timnas Swiss, Ramon Vega; dan Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Shaikh Salman bin Ebrahim al Khalifa.
ANTARA