2. Pemain Chelsea Letih dan Tak Agresif
Tampak sekali pemain Chelsea kurang bertenaga. Sebelum kekalahan pada Sabtu itu, Mourinho telah menurunkan semua pemain intinya pada laga Piala Liga, melawan Stoke, selama 120 menit karena perpanjangan waktu, pada hari Rabu. Akhirnya Chelsea kalah lewat adu penalti. Pada hari yang sama, Liverpool pun main melawan Bournemouth, tapi menurunkan banyak pemain muda, dan menang 1-0, tanpa perpanjangan waktu. Golnya pun relatif cepat, pada menit ke-17.
Jangan lupa, sebelum meladeni Stoke, Chelsea sudah "berkelahi" habis-habisan melawan West Ham pada 24 Oktober lalu. Pemain Chelsea tampil ngotot, tapi tetap kalah 2-1 di kandang West Ham. Lima pemain Chelsea saat itu mendapat kartu kuning, dan satu pemain diganjar kartu merah.
Keletihan fisik dan mental itu membuat Chelsea tampak tak berdaya menghadapi Liverpool yang menekan, melakukan pressing sejak lini pertahanan lawan. Barisan tengah Chelsea tak bisa menandingi pemain-pemain Liverpool yang sedang berbulan madu, amat bersemangat, karena memiliki pelatih baru: Jurgen Klopp.
3. Terseret masalah di luar lapangan
Tim BBC pernah mengalisis, faktor keberhasilan Chelsea pada musim lalu meliputi antara lain: ketajaman Costa, barisan pertahanan yang kokoh, lini tengah yang kreatif, mental juara, dan faktor pengaruh Mourinho. Kini satu persatu variabel ini mulai luntur, termasuk kharisma Mourinho. Ia terjebak dalam konflik dengan dokter tim Chelsea, Eva Carneiro. Pertikaian ini berujung pemecatan Eva, kasus yang hingga ini belum selesai lantaran ia menggugat klub Chelsea.
Mourinho juga bertikai dengan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) karena sikapnya yang selalu mengecam keputusan wasit. Ia sampai didenda Rp 1 miliar karena ulahnya ini.
Mourinho selalu menempatkan diri sebagai “the Special One”, branding yang bagus. Tapi julukan yang dibuatnya sendiri ini tak membantu, bahkan menjadi beban berat setelah Chelsea mengalami 6 kali kekalahan ketika Liga Inggris musim 2015-2016 baru berjalan 11 kali pertandingan.
Bisa saja, Chelsea akhirnya bisa bangkit lagi, dan pelan-pelan mengumpulkan lebih banyak poin? Tapi bisa atau siapkah Mourinho menjadi “the Normal One” karena timnya tak lagi berada di papan atas, bahkan buat masuk ke zona Liga Champions pun mesti berjuang keras.
GUARDIAN | BBC | TIM TEMPO
Baca juga:
Mourinho Hancur, Van Gaal Membosankan: Kini Giliran Klo
Disikat Liverpool 1-3, Mourinho Kualat pada Wanita Cantik Ini