TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Federation Internationale de Football Association (FIFA) Eugenio Figueredo setuju diekstradisi dari Swiss ke kampung halamannya Uruguay, tempat dia menghadapi dakwaan korupsi, demikian diungkapkan Kementerian Kehakiman Swiss (FOJ).
Namun, ekstradisi itu bisa ditentang Amerika Serikat, yang pada Mei lalu menuding Figueredo dalam penyelidikan mereka terhadap gratifikasi di level atas sepak bola dunia yang berlangsung dalam hitungan dasawarsa. FOJ pada Rabu waktu setempat (11/11/2015) menyetujui ekstradisi Figueredo ke AS dan Uruguay.
"Akan menjadi kewenangan otoritas AS untuk setuju atau tidak untuk memberi prioritas kepada Uruguay. Jika otoritas-otoritas AS tidak setuju, masalah ini akan ditentukan FOJ," kata juru bicara FOJ, Folco Galli.
Figueredo, 83 tahun, yang juga merupakan mantan wakil presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol), didakwa Departemen Kehakiman AS dengan tuduhan menggunakan pengaruhnya untuk mengumpulkan uang suap bernilai jutaan dolar dari perusahaan-perusahaan pemasaran olahraga.
Dia merupakan salah satu dari tujuh ofisial FIFA yang ditangkap pada Mei di hotel mewah di Zurich oleh otoritas-otoritas Swiss, yang bertindak atas dasar dakwaan AS. Penangkapan tersebut memulai badai besar terhadap badan sepak bola dunia.
Ketika Figueredo ditahan di Swiss, otoritas Uruguay meluncurkan investigasi terpisah dan mendakwanya telah menyalahgunakan kantornya. Figueredo terus berjuang menentang ekstradisi ke AS.
Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa otoritas Uruguay sebelumnya telah membekukan aset-aset Figueredo. Sedikitnya sembilan properti di Uruguay milik Figueredo, yang sempat pula memimpin Asosiasi Sepak Bola Uruguay (AUF) pada 1997 hingga 2006, telah disita.
Satu sumber memerinci lima di antara sembilan properti milik Figueredo itu berlokasi di Montevideo, Uruguay, dan empat lainnya berada di kawasan resor mewah Punta del Este.
Menurut El Observador, total nilai properti yang dibekukan itu mencapai sedikitnya US$ 5 juta atau sekitar Rp 68 miliar, dan sebagian di antaranya diatasnamakan ke istrinya dan perusahaan miliknya.