TEMPO.CO, Jakarta - Teror bom yang melanda ibu kota Perancis, Paris, dikhawatirkan akan mengancam perhelatan Piala Eropa 2016 yang akan dilaksanakan pada Juni-Juli mendatang. Namun pihak penyelenggara Piala Eropa 2016, Jacques Lambert, menjamin Piala Eropa akan berjalan aman.
"Kami akan mengambil keputusan untuk menjamin keamanan pada Piala Eropa 2016 nanti. Pengamanan di dalam stadion berlangsung baik. Risiko yang ada hanya di jalanan dalam gerombolan-gerombolan massa," ujarnya dalam wawancara di radio Perancis, RTL, Senin 16 November 2016.
Gelombang teror Paris pada Jumat lalu itu telah menewaskan lebih dari 160 orang. Sementara, ratusan lainnya menderita luka-luka. Teror berupa pengeboman dan penembakan dinyatakan dilakukan oleh organisasi Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Teror ini adalah yang kedua kalinya dalam setahun belakangan. Januari lalu, koran mingguan Prancis, Charlie Hebdo, juga mendapatkan teror. Dua orang pelaku teror menerobos masuk kantor koran yang kerap menyajikan berita dan gambar-gambar satir itu. Mereka memberondong puluhan orang yang berada dalam kantor itu dengan senjata otomatis. Sebelas orang tewas dan belasan orang lainnya terluka akibat serangan itu.
Lambert mengakui ancaman teror mulai menghantui Prancis sejak awal tahun ini. Namun, menurut dia, hal itu tak akan menggagalkan perhelatan Piala Eropa 2016. Jika digagalkan, ujarnya, justru pemerintah Prancis masuk dalam permainan yang diinginkan para teroris.
"Berpikir bahwa Piala Eropa 2016 akan dibatalkan, sama saja seperti memainkan permainan yang diinginkan para teroris. Risiko teror memang sudah muncul sejak Januari dan terus meningkat," ujarnya.
Perhelatan Piala Eropa akan dimulai pada 10 Juni 2016 dan ajang final akan diselenggarakan pada 10 Juli 2016 di Stadion Stade de France, Paris.
BBC|FEBRIYAN