TEMPO.CO, Jakarta - Sepintas sepasang sepatu yang didominasi warna merah dan putih itu tampak seperti sepatu biasa. Aksen garis-garis berwarna merah saling silang tak beraturan mendominasi bagian depan sepatu. Di bagian tengah hingga belakangnya, tiga strip hitam menandakan siapa produsen sepatu itu, Adidas.
Sasang sepatu itu adalah milik mantan gelandang Liverpool, Steven Gerard. Sepatu Adidas Predator itu dikabarkan terjual senilai 40 ribu poundsterling atau sekitar Rp 834 juta rupiah melalui situs jual beli online e-Bay.
Bukan hanya karena pemiliknya, sepatu Adidas Predator itu memiliki momen khusus. Itu adalah sepatu yang dipakai Gerrard dalam pertandingan terakhirnya bersama Liverpool melawan Crystal Pallace May lalu. Adidas ternyata sengaja membuat sepatu itu secara khusus. Mereka membuat sepatu itu hanya sebanyak 17 pasang saja yang menandakan masa pengabdian Gerrard di Livepool.
Di bagian dalam alas sepatu tertulis sebuah pesan dan moto Liverpool "You'll Never Walk Alone". Moto itu juga muncul di bagian tumit sepatu dengan singkatan YNWA.
"Kamu pergi sebagai legenda, kamu akan kembali sebagai pahlawan. Pendukung Liverpool selalu bersama. Kamu tak akan berjalan sendirian," begitu tulisan di alas sepatu itu.
Penjualan sepatu ini sendiri merupakan bagian dari gerakan sosial "With Love From Liverpool". Gerakan ini bertujuan mencari dana untuk membantu para pengungsi dan pencari suaka di Eropa. Hasil penjualan sepatu itu akan diberikan kepada Palang Merah Inggris.
Senior Manajer Bidang Pelayanan Imigran Palang Merah Inggris, Rob Arnold, mengatakan bahwa tindakan Gerrard yang memberikan sepatu itu untuk amal menunjukan bahwa gelandang serang itu memiliki semangat Liverpool yang sangat mendalam. Menurut dia, Gerrard tak pernah melupakan akar budaya Liverpool yang kental dengan semangat saling membantu.
"Palang Merah Inggris mengucapkan terima kasih kepada Steven Gerrard atas sumbangan yang unik untuk mendanai krisis pengungsi di Eropa," ujarnya.
Gerrard bergabung bersama akademi Liverpool sejak berumur 9 tahun. Pemain yang kini berusia 35 tahun itu mendapat kontrak dari Livepool pada 1997. Di awal karirnya, Gerrard bermain sebagai sayap kanan. Namun, dia menyatakan tak cocok dengan posisi itu dan mengaku lebih nyaman bermain sebagai gelandang bertahan.
Bersama Michael Owen, Gerrard berhasil membawa Liverpool menyabet tiga gelar sekaligus, Piala Liga, Piala Football League dan Piala UEFA pada musim 2000-2001. Dia juga berhasil menyabet gelar pemain terbaik tahun itu hasil pemilihan para pemain di Liga Inggris.
Pemain yang mencetak 120 gol dalam 504 pertandingan bersama Liverpool itu juga berjasa besar membawa timnya merebut juara Liga Champions pada musim 2004-2005. Dia berperan besar membuat Liverpool mampu mengejar ketertinggalan 3-0 dari klub asal Italia, AC Milan. Dia menyumbang satu dari tiga gol penyeimbang di babak kedua. Liverpool pun menang adu pinalti 3-2 saat itu.
Sayang, Gerrard tak pernah merasakan mengangkat trofi Liga Inggris. Capaian terbaiknya adalah pada musim 2013-2014 lalu ketika Liverpool hampir merebut juara Liga Inggris. Sayang, dalam pertanduingan melawan Chelsea di akhir musim Gerrard membuat kesalahan. Dia terpeleset saat menerima bola dan membuat penyerang Chelsea, Demba Ba, mampu mencetak gol pembuka saat itu. Chelsea menang 2-0 dan menggeser Liverpool dari puncak klasemen dengan dua pertandingan tersisa.
MIRROR | FEBRIYAN