TEMPO.CO, Jakarta - Kritik Paul Scholes soal taktik Manchester United terlalu negatif dan kurang kreatif terus saja membayangi Louis van Gaal. Dalam berbagai kesempatan, pelatih asal Belanda ini terus ditanya wartawan terkait dengan hal tersebut.
Kali ini Van Gaal menjawab dengan cara berbeda. Ia menegaskan bermain menyerang dan kreatif ada dalam DNA-nya. Ia pun lantas menunjuk kesuksesannya pada masa lalu, saat menangani Ajax Amsterdam. Kala itu, berbekal permainan menyerang, ia merebut tiga gelar juara Eredivisie dan Liga Champions antara 1991 dan 1997.
Pelatih 64 tahun ini mengaku membeli Finidi George dengan uangnya sendiri dan kemudian menemukan banyak pemain berbakat Belanda lewat inisiatif yang dilakukannya. "Kami tak punya uang karena hampir bangkrut, jadi saya harus berpaling pada pemain muda," ujarnya.
Van Gaal menyebutkan Jari Litmanen, pemain Finlandia, dibeli seharga 10 ribu pound sterling. Finidi George, dari Nigeria, ia beli dengan uang sendiri seharga 3.000 pound. "Kemudian kami membeli Marc Overmars," ucapnya. "Tapi nama yang mungkin kalian ingat adalah (Clarence) Seedorf, (Patrick) Kluivert, dan (Michael) Reiziger."
Saat itu Ajax pun meraih kesuksesan. "Kami memenangi segalanya dengan sepak bola menyerang," ucapnya. "Saya tak mau terlalu banyak mengatakan hal ini karena takut Tuan Scholes akan sangat marah."
SOCCERWAY | NURDIN