TEMPO.CO, Jakarta - Perang urat syaraf terjadi antara Arema Cronus dan Sriwijaya FC. Kedua tim akan bersua pada lanjutan babak penyisihan Grup A Piala Jenderal Sudirman yang dihelat di Stadion Kanjuruhan malam nanti, 22 November 2015.
Pelatih Sriwijaya FC, Benny Dolo, menyebut kemampuan Arema Cronus merata pada semua lini. Karena itu, Singo Edan sulit dikalahkan, terlebih lagi bila bermain di kandang sendiri. Menurut Benny, tim asuhan Joko Susilo juga diuntungkan oleh jadwal pertandingan.
Laskar Wong Kito hanya punya waktu rehat dua hari penuh setelah mengalahkan Persegres Gresik United 1-0 pada Kamis, 19 November 2015. Sedangkan para pemain Singo Edan mendapat waktu pemulihan fisik lima hari sejak mengandaskan Persipasi Bandung Raya (PBR), 4-2, pada Senin, 16 November.
“Kami merasa dirugikan oleh jadwal yang cukup mepet sehingga masa recovery (pemulihan) fisik pemain kami berkurang. Meski dalam kondisi seperti ini, kami terima dan tidak protes. Sekarang kami harus jalani sebaik mungkin dan tentu saja memaksimalkan rotasi pemain,” kata Benny.
Meski mendapat waktu pemulihan lebih panjang, pelatih Arema Cronus, Joko Susilo, tak merasa timnya lebih diuntungkan. Sebaliknya, pelatih 45 tahun itu menganggap Sriwijaya yang lebih diuntungkan oleh jadwal pertandingan karena Benny Dolo dan asistennya serta semua pemain Sriwijaya bisa mempelajari permainan Arema saat membungkam Persegres Gresik United dalam laga pembuka turnamen Piala Jenderal Sudirman pada Selasa, 10 November, serta saat melawan PBR. Sedangkan kubu Arema baru satu kali mempelajari penampilan Sriwijaya, yaitu saat mengalahkan Gresik United 1-0.
“Waktu tiga hari sebenarnya cukup untuk memulihkan kondisi fisik pemain kami, apalagi waktunya sampai lima hari. Namun kami tak menganggapnya sebagai sebuah keuntungan. Kami berfokus saja pada persiapan tim,” ujar Joko.
ABDI PURMONO