TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun memenangi Liga Inggris musim lalu, Chelsea ternyata mengalami kerugian 23,1 juta pound sterling atau sekitar Rp 478,5 miliar sepanjang tahun ini. Padahal tahun lalu, Chelsea mencatatkan rekor keuntungan 18,4 juta pound sterling atau sekitar Rp 381 miliar.
Chairman Chelsea Bruce Buck menyatakan, dalam laporan keuangan tahunannya, pendapatan klub itu mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Tahun ini Chelsea hanya mendapatkan keuntungan 314,3 juta pound sterling atau sekitar Rp 6,5 triliun. Jumlah itu turun dibanding pendapatan 2013-2014 yang mencapai 319,8 juta pound sterling atau sekitar Rp 6,6 triliun.
Sebagai juara Liga Inggris, Chelsea sebenarnya mendapatkan pendapatan cukup besar. Klub itu mendapat pendapatan 99 juta pound sterling atau sekitar Rp 2,05 triliun. Jumlah itu termasuk dari hak siar pertandingan Chelsea di Liga Inggris.
Bruce Buck tak memperjelas akibat lain dari meruginya Chelsea ini. Padahal musim ini klub itu tak terlalu banyak mengeluarkan uang untuk membeli pemain. Transfer terbesar Chelsea musim ini hanya saat membeli Pedro Rodriguez dari Barcelona senilai 21 juta pound sterling atau sekitar Rp 435 miliar.
Buck menegaskan, jumlah kerugian yang dialami Chelsea itu masih dalam ambang batas peraturan Financial Fair Play yang diberlakukan otoritas sepak bola Eropa, UEFA. Dia menuturkan, musim depan, Chelsea diharapkan kembali mendapatkan keuntungan setelah menandatangani kontrak baru dengan produsen ban asal Jepang, Yokohama.
Kontrak itu senilai 40 juta pound sterling atau sekitar Rp 828,5 miliar per musim. Ini adalah kontrak sponsor terbesar sepanjang sejarah Chelsea.
"Keuntungan tahun depan didapat dari kontrak komersial baru, termasuk kerja sama kami dengan Yokohama yang menjadi pemecah rekor," ujarnya.
BBC | FEBRIYAN