TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Arsenal dihancurkan tuan rumah Bayern Muenchen dengan skor telak 1-5 dalam matchday keempat awal bulan ini, berita yang berhamburan di media ialah klub berjuluk The Gunners dari London itu sudah habis di Liga Champions Eropa musim ini.
Pandangan itu wajar saja, mengingat ketika seluruh matchday keempat selesai, Bayern Muenchen memuncaki klasemen Grup F dengan nilai 9, sama dengan perolehan Olympiakos Piraeus, tapi Muenchen unggul selisih gol.
Sedangkan posisi Arsenal pada saat itu berada di peringkat ketiga dengan nilai 3, sama dengan Dinamo Zagreb. Namun skuat besutan Arsene Wenger unggul selisih gol.
Dengan saat itu tinggal tersisa dua pertandingan bagi setiap tim, artinya, jika Bayern Muenchen dan Olympiakos seri pada matchday kelima atau Arsenal tersandung--tak perlu kalah, tetapi seri saja--pada salah satu dari dua laga sisa, secara hitungan matematis Arsenal dipastikan tersingkir.
Namun yang kemudian terjadi Arsenal ibarat bangkit dari kubur. Pada matchday kelima Bayern Muenchen menghantam Olympiakos 4-0, dan Arsenal menguliti Dinamo 3-0. (Baca: Liga Champions: Bayern Muenchen Lolos, Arsenal Masih Selamat)
Dengan hasil itu, tim Meriam London kini mengoleksi nilai 6 dan memelihara harapan untuk lolos ke babak 16 besar, setidaknya sebagai runner up grup.
Namun kebangkitan Arsenal itu masih harus diteruskan dengan perjuangan yang termasuk kategori sangat berat di matchday keenam. Begitu sulitnya laga di matchday keenam sehingga kalau bisa diibaratkan lagi, kebangkitan Arsenal setelah menang di matchday ketiga itu bukan langsung meninggalkan pekuburan, tapi ‘masih duduk di tepi makam’.
Masalah besar bagi Arsenal ialah pada matchday keenam harus bertandang ke markas Olympiakos. Penampilan klub-klub Yunani ini mirip dengan Turki. Mereka mampu tampil luar biasa, katakanlah 200 persen, ketika tampil di kandang.
Karena itu, Arsenal bakal melalui pertarungan hebat pada 10 Desember. Alexis Sanchez dan kawan-kawan perlu bukan sekadar menang untuk melaju ke 16 besar sehingga mendapat nilai sama-sama 9, melainkan harus dengan selisih dua gol. Sebab, head to head keduanya milik Olympiakos yang mempecundangi Arsenal di Stadion Emirates 3-2 pada pertemuan pertama.
Atau boleh juga Arsenal menang dengan selisih satu gol, tapi Arsenal harus mencetak minimal tiga gol (kemenangan 3-2, 4-3, 5-4, dan seterusnya).
Jika itu terealisasi, kisah Arsenal ‘bangkit dari kubur’ akan terus menjadi kenangan yang nikmat untuk diulang-ulang sebagai pembangkit nyali dan semangat skuat The Gunners pada masa mendatang.