TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan program satu desa satu lapangan sepak bola merupakan program yang tengah digarap oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga saat ini. Kucuran dana melimpah pun tengah disiapkan Kemenpora bagi tiap desa di Indonesia guna merevitalisasi fasilitas olahraga.
"Dana revitalisasi itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan, dan bukan hanya Kemenpora yang dapat, tapi kementerian lain juga," ujar Imam setelah menghadiri “Deklarasi Pemuda Padjadjaran” di kampus Universitas Padjadjaran di Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Kamis, 26 November 2015.
Hal itu, kata dia, guna memaksimalkan potensi muda-mudi dalam menyalurkan bakat memainkan si kulit bundar, yang merupakan olahraga paling diminati di Tanah Air. Dia menjelaskan, tidak menutup kemungkinan gelontoran dana yang diberikan Kemenpora itu bukan hanya untuk dana pembangunan lapangan sepak bola, tapi juga untuk fasilitas olahraga lainnya.
"Per daerah dapat sekitar Rp 190-250 juta, bergantung pada kebutuhan daerah. Sebab, tidak semua daerah atau desa membutuhkan lapangan sepak bola. Ada yang menginginkan lapangan futsal atau basket dan yang lainnya," katanya.
Menurut Imam, bantuan dari Kemenpora itu disesuaikan dengan kemampuan dari tiap-tiap desa. Kalau suatu desa tidak memiliki lahan untuk lapangan sepak bola, maka bantuan akan dialihkan untuk cabang olahraga lain, seperti revitalisasi lapangan voli dan futsal.
"Semua bergantung juga pada kemampuan desa karena disesuaikan dengan lahan. Kalau lahannya cukup untuk lapangan bola, kita kasih besar kira-kira Rp 250 juta-lah. Namun, kalau ternyata tanah yang dimiliki desa itu sengketa, ya, enggak jadi. Sebab, harus jelas tanah itu betul-betul tanah yang dimiliki desa," tuturnya.
Menteri Imam mengatakan program itu merupakan program yang memang membutuhkan waktu cepat. Karena itu, kata dia, realisasi program lapangan bola untuk tiap desa tersebut tengah dimulai kira-kira satu minggu yang lalu.
"Kita hanya bisa meng-cover 500 desa dari rencana 1.000 desa untuk tahun anggaran 2015. Kenapa? Sebab, tidak semua dana yang tersedia itu dimungkinkan untuk dikucurkan," ucapnya. "Ada kebutuhan lain yang lebih mendesak, terutama persiapan venue Asian Games. Maka ada beberapa bagian kita relokasi ke sana."
AMINUDIN A.S.