TEMPO.CO, Jakarta - PSM Makassar gagal meloloskan diri ke babak perempat final Piala Jenderal Sudirman, setelah menelan kekalahan lewat drama adu pinalti dari Bali United, dengan skor 4-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali pada Minggu 29 November 2015. Padahal, skuad Juku Eja memiliki peluang yang cukup banyak selama pertandingan normal 2x45 menit.
Namun, tim asuhan Liestiadi Sinaga ini tak bisa memanfaatkan waktu untuk menciptakan gol. "Pelatih saya pecat, dan pemain harus dievaluasi, mandul semuanya," ucap Direktur Klub PSM, Sumirlan, via BlackBerry Massenger, Minggu 29 November 2015.
Ia mengatakan siap bertanggung jawab atas kegagalan skuad Juku Eja melaju ke babak delapan besar. "Saya siap mundur kapan saja," kata Sumirlan. Pasalnya, lanjut dia, pelatih dan pemain sudah bekerja maksimal. Namun, kegagalan tim memang ada resikonya.
Untuk itu, ia berjanji akan memecat pelatih dan kembali melakukan evaluasi kepada seluruh pemain terutama pemain lini depan. "Semuanya mandul, Escobar, Rahmat, Aditya Putera Dewa yang tidak bisa cetak bola," tutur dia. Sehingga, untuk sementara tim ini diliburkan, dan pemuda usia 21 tahun tetap latihan.
"Dan PSM sementara tidak ada pelatihnya, dan saya mulai berpikir untuk cari penyerang dari luar karena sudah kasih kesempatan pemain lokal tapi gagal," ia menambahkan.
Skuad Juku Eja kandas melaju ke 8 besar lantaran hanya berada di posisi keempat klasemen grup B dengan mengumpulkan lima poin.
Selama pertandingan berlangsung kedua tim jual beli serangan, namun PSM dan Bali United belum bisa menciptakan gol. Di menit ke-3, kiper Bali United, Dicky Indriyana nyaris saja melakukan blunder, saat pemain belakang melakukan back pass.
Namun, penyerang PSM, Silvio Escobar (Paraguay) yang mencoba mengejar bola tak bisa memanfatkan peluang. Berselang dua menit, Escobar kembali menebar ancaman ke gawang tim tuan rumah. Umpan terobosan dari Rendy Siregar belum bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga bola hanya melenceng kesisi kanan penjaga gawang Bali United.
Di menit ke-14, tim tuan rumah mendapat hadiah pinalti, setelah Bayu Gatra dijatuhkan oleh pemain gelandang PSM, Ridwan Tawainella. Namun, Lerby Eliandry yang ditunjuk sebagai algojo tendangan pinalti gagal menciptakan gol.
Menit ke- 24, Escobar mendapat peluang dari umpan terobosan yang dilakukan Iqbal Samad.
Lagi-lagi tak dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Hingga babak pertama kedua tim tak menurunkan tempo permainan, Syamsul Chaeruddin cs dan Bayu Gatra cs terus saling serang, namun hingga turun minum skor masih imbang 0-0.
Memasuki babak kedua, PSM Makassar dan Bali United terus saling serang, lagi-lagi tak mampu mengubah keadaan, hingga babak kedua berakhir skor masih tetap 0-0. Sehingga, harus menjalani drama adu pinalti, sesuai aturan tidak ada hasil seri.
Selama menjalani drama adu pinalti, kiper Bali United, Dicky Indriyana berhasil membendung dua algojo PSM Makassar, Silvio Escobar dan Patrice Nzekou, dan hanya Rasyid Bakrie yang sukses menyelesaikan tugasnya.
Sedangkan kiper PSM, Dimas Galih Pratama tidak mampu membendung tendangan eksekutor Bali United, yakni I Made Wirahadi, Fadil Sausu, I Nyoman Sukaja dan Hamsamu Yama.
Meski menang, Bali United tetap berada diklasemen bawah grup B dan lebih duluan menyatakan gugur melaju ke babak 8 besar, setelah hanya mampu mengumpulkan empat poin. Sebaliknya, tim Kabau Sirah julukan Semen Padang menjaga peluang lolos kebabak perempat final dengan raihan enam poin.
DIDIT HARIYADI