TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool akan menjamu Leicester City dalam laga Boxing Day, Sabtu, 26 Desember 2015 nanti. Laga ini merupakan laga krusial bagi Juergen Klopp. Tidak hanya karena mereka akan melawan pimpinan klasemen Liga Inggris, tetapi juga laga ini harus dijadikan ajang comeback The Reds setelah kekalahan memalukan 3-0 dari Watford akhir pekan lalu.
Masalahnya, Leicester dan Watford memiliki karakter yang hampir mirip. Mereka tak mengandalkan penguasaan bola, tetapi mengandalkan serangan balik cepat dan mampu memaksimalkan peluang sekecil apa pun di depan gawang.
Kunci permainan Leicester terletak pada dua pemain, Riyadh Mahrez dan Jamie Vardy. Riyadh merupakan roh permainan The Foxes, sebutan Leicester. Dengan kecepatannya, dia kerap menyisir pertahanan lawan dalam skema serangan balik.
Umpan-umpannya yang terukur membuat sang tandem, Jamie Vardy, dengan mudah mencetak gol ke gawang lawan. Tak heran jika Mahrez sudah mengemas 7 assist sepanjang musim ini dan berada di posisi kedua pencetak assist terbanyak Liga Inggris di bawah Mesut Ozil. Catatan 13 gol milik pemain asal Aljazair itu juga menunjukkan dia tak hanya piawai dalam melayani tandemnya, tetapi juga piawai menjadi eksekutor.
Menghadapi tipikal pemain lincah seperti ini, lini belakang Liverpool sangat rapuh. Dua gol Watford akhir pekan lalu merupakan bukti bagaimana para penjaga pintu The Reds kelabakan menghadapi pemain yang memiliki kecepatan. Catatan lainnya, lini belakang Liverpool sudah kebobolan tujuh gol dalam tiga laga terakhir.
Apalagi kini dua pemain belakang andalan Juergen Klopp, Dejan Lovren dan Martin Skrtel, sedang dilanda cedera. Performa Mamadou Sakho yang baru pulih dari cedera juga belum mumpuni.
Praktis hanya Sakho dan bek veteran Kolo Toure yang tersisa di lini belakang Liverpool. Masalah lini belakang inilah yang perlu menjadi perhatian Klopp dalam pertandingan Sabtu malam nanti. Satu-satunya cara adalah Klopp meminta para gelandang bertahannya bermain lebih ke dalam untuk melapis lini belakang mereka yang keropos.
Secara statistik pertemuan, Liverpool memang jauh lebih unggul dari Leicester. Skuad The Reds tak pernah kalah dalam enam pertandingan terakhir mereka melawan Leicester. Empat kali menang dan dua kali seri menjadi modal mereka dalam pertandingan Sabtu malam nanti.
Namun catatan rekor Leicester jauh lebih unggul jika dilihat dalam rekam jejaknya musim ini. The Foxes tak terkalahkan dalam 9 pertandingan terakhir mereka di Liga Inggris. Bahkan, mereka baru satu kali kalah musim ini.
Bandingkan dengan rapor merah Liverpool. Dalam 9 pertandingan terakhir, mereka hanya mampu 3 kali menang. Tiga kemenangan beruntun skuad asuhan Claudio Raniero juga menunjukkan mereka sedang on fire saat ini dibandingkan tiga kali gagal menang milik skuad Juergen Kloop.
WHOSCORED|EPL|FEBRIYAN