TEMPO.CO, Jakarta - Jadi mundur ataupun tidak, Louis van Gaal mempertaruhkan reputasi kepelatihannya di Stadion Old Trafford, Manchester, dalam Liga Primer Inggris, Selasa dinihari nanti. Setelah timnya kalah empat kali beruntun, Van Gaal dibebani keharusan membuat Manchester United mengalahkan Chelsea.
Harga sebuah kemenangan ini melampaui persoalan mundur atau tidak buat Van Gaal. Ini menyangkut harga diri seorang pelatih dengan reputasi besar, yaitu sebuah trofi Liga Champions dan trofi liga, masing-masing bersama Ajax Amsterdam, Barcelona, AZ Alkmaar, dan Bayern Muenchen. Di tim nasional, Van Gaal membawa Belanda merebut peringkat ketiga Piala Dunia 2014.
Van Gaal mengisyaratkan dirinya akan mundur setelah timnya ditekuk Stoke City 0-2 dalam lanjutan Liga Primer Inggris di Stadion Britannia, Stoke, Sabtu lalu. "Tidak selalu harus klub yang memecat. Terkadang saya yang akan melakukannya sendiri (mengundurkan diri)," kata Van Gaal.
Hasil ini membuat United terpental ke peringkat keenam klasemen sementara Liga Primer. Ini posisi terburuk mereka sepanjang musim ini.
Tak aneh jika isu pemecatan Van Gaal kembali muncul. Apalagi, selain empat kekalahan beruntun, MU belum sekali pun meraih kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir!
Van Gaal bukan tak menyadari bahwa dukungan terhadapnya terus menipis. Bahkan, dukungan dari para pemain pun dikabarkan mulai mengendur. "Mereka mendukung saya, tapi kekalahan beruntun ini menciptakan situasi baru," katanya.
Pekan lalu, harian Daily Mirror mengadakan jajak pendapat terhadap 4 ribu suporter United. Hasilnya, 89 persen dari mereka menginginkan Van Gaal segera dipecat.
Chelsea kemungkinan akan bermain tanpa Eden Hazard, yang sedang mengalami cedera pinggul, dan Diego Costa, yang terkena akumulasi kartu kuning. Tanpa dua pemain ini, lini depan Chelsea tidak akan setajam biasanya.
Ini membuka peluang bagi Van Gaal untuk menggencarkan serangan. Sebab, dengan absennya Hazard dan Costa, mereka tak perlu terlalu mencemaskan lini belakang.
Namun mental para pemain Chelsea sedang bangkit menyusul kedatangan pelatih baru mereka, Guus Hiddink. Pada Sabtu lalu, Hiddink mengawali debutnya menggantikan Jose Mourinho dengan hanya membawa Chelsea bermain 2-2 melawan Watford.
“Setiap pertandingan Chelsea melawan Manchester United selalu besar, tapi yang ini sangat khusus,” kata Hiddink, yang membawa negaranya, Belanda, menembus semifinal Piala Dunia 1998.
Hiddink memang untuk kedua kalinya ditugasi mengangkat kembali Chelsea. Mourinho meninggalkan pekerjaan rumah, yaitu terpuruknya sang juara bertahan ini di urutan ke-15 dari 20 klub peserta liga.
BBC SPORTS | ESPN FC | GOAL | DWI AGUSTIAR