6. Formasi 4-4-2 telah kembali
Bila sebelumnya formasi 4-3-3 jadi tren, musim ini formasi 4-4-2 yang hampir satu dekade ditinggalkan mulai dilirik lagi. Klub-klub yang memakai formasi ini pun mampu membuat kejuatan di Liga Inggris. Watford yang mengandalkan duet Troy Deeney dan Odion Ighalo di lini depan tampil cemerlang. Leicester yang sempat lama memuncaki klasemen juga memakai formasi sama.
7. Rekor tercipta, menyembunyikan kesuraman
Sepanjang akhir 2015 rekor-rekor tercipta. Wayne Rooney menjadi top scorer timnas Inggris sepanjang masa. Tapi, rekor itu menyembunyikan hal suram. Penyerang Manchester United itu tengah melorot tajam ketajamannya. Di MU misalnya, musim ini ia hanya mencetak 2 gol dalam 14 laga. Tapi, rekor Rooney itu berbeda dengan yang ditorehkan Jamie Vardy bersama Leicester. Pemain ini mampu memecahkan rekor sebelumnya dengan mencetak gol dalam 11 laga secara beruntun. Rekornya itu justru jadi berkah bagi para pemain amatir, seperti asal Vardy, yang seperti mendapat inspirasi dan peluang untuk muncul.
8. Jose Mourinho oh Jose Mourinho
Pelatih asal Portugal ini didepak Chelsea setelah tak mampu mengangkat performa timnya. Sebagai juara bertahan, ia harus melihat timnya terlempar ke papan bawah. Saat ini, ia belum habis. Setelah dipecat Chelsea, ia masih gencar diberitakan akan direkrut Manchester United. Tapi, kalaupun direkrut, ia didudga tak lama bertahan. Gaya melatih dia yang kerap menimbulkan antipati, termasuk dari pemain Chelsea yang disebut-sebut memberontak padanya, pada akhirnya akan membuat dia diajuhi klub besar.
MIRROR | NURDIN