TEMPO.CO, Kuta - Penyerang Bali United Alsan Putra Masat Sanda merasa senang bisa bergabung dengan skuad asuhan Indra Sjafrie. Pemain asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga berprofesi sebagai polisi ini ingin memberi motivasi pada pemain muda NTT dengan bermain di klub berjulukan Serdadu Tridatu.
“Selain pengalaman berharga bagi saya. Ini juga untuk motivasi adik-adik saya di NTT," ujar Alsan saat ditemui Tempo di Mes Bali United, Kuta, Selasa, 29 Desember 2015. Alsan mengungkapkan saat ini jarang ada pemain asal NTT yang bisa bermain di klub secara profesional. "Sebelum saya cuma ada Yabes Roni Malaifani."
Debut pertama Alsan sebagai pemain sepak bola profesional adalah saat tampil di Piala Jenderal Sudirman, Oktober 2015. Ia dikontrak untuk satu tahun. Namun, selama membela Bali United, pemain yang berposisi sebagai striker ini belum sekalipun mencetak gol.
Pada 2016, ia bertekad mematangkan penampilannya dan meningkatkan kombinasi serangan bersama dua penyerang Bali United I Made 'Binter' Wirahadi dan I Nyoman Sukarja. “Sebagai pencetak gol itu proses tim, saya sendiri ingin sekali cetak gol. Intinya saya berusaha yang terbaik untuk kemenangan tim, siapa pun yang mencetak gol,” ujar pemain yang kini berusia 23 tahun itu.
Meski tercatat sebagai pemain bola profesional, Alsan juga berprofesi sebagai anggota Kepolisian Daerah (Polda) NTT berpangkat Bripda. Ia bertugas di SPN (Sekolah Polisi Negara). "Sebelumnya saya hanya bermain tarkam saja di NTT. Klub saya Di NTT Tunas Muda FC, itu juga ada SSB (Sekolah Sepak Bola). Saya masuk umur 8 tahun di SSB Tunas Muda,” kata dia.
Demi bisa mengembangkan hobinya bermain sepak bola, ia pun rela pindah ke Bali. “Saya datang ke Bali rela jauh dari keluarga. Ini bukan menghalangi pekerjaan saya sebagai polisi, tapi hanya menyalurkan hobi,” ujarnya.
Menurut dia, bisa berkesempatan memperkuat Bali United merupakan kebanggaan bagi dirinya untuk mengembangkan potensi sebagai pemain sepak bola profesional.
“Mungkin kesetiaan saya bisa teruji di sini (Bali United), karena saya pemain yang setia. Apalagi suasana di Bali United sangat kekeluargaan dan memiliki suporter fanatik. Suara mereka (Semeton Dewata) adalah semangat kami,” kata dia.
Di turnamen Piala Jenderal Sudirman, Alsan tak pernah absen turun ke lapangan hijau Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar untuk membela Bali United. Di Grup B turnamen Piala Jenderal Sudirman membawanya bertemu dengan dengan klub-klub sepak bola berkelas di Indonesia, yaitu Persipura Jayapura, Mitra Kukar, Semen Padang dan PSM Makassar.
Berbeda dengan tahun 2015, selepas Bali United ditinggal tiga pemain lini depan Sultan Samma, Bayu Gatra, dan Lerby Eliandry. Tugas Alsan sebagai winger menjadi sangat penting untuk menjalin kombinasi dengan duo striker asli Bali, I Made ‘Binter’ Wirahadi dan I Nyoman Sukarja.
BRAM SETIAWAN