TEMPO.CO, Jakarta - Inter Milan terus terpeleset dan gagal menang untuk ketiga kalinya secara beruntun. Hasil imbang 1-1 yang diraih saat melawan Carpi, Ahad malam, 24 Januari 2016, membuat mereka terlempar dari zona Liga Champions.
Inter unggul lebih dulu lewat gol yang dikemas Rodrigo Palacio. Kemenangan yang sudah di depan mata sirna setelah Kevin Lasagna menjebol gawang yang dikawal Samir Handanovic pada masa injury time.
Hasil ini membuat Inter harus puas di posisi keempat klasemen dengan nilai 41 dari 21 laga atau sama dengan Fiorentina, yang ada di atasnya. Inter juga terpaut enam angka dari Napoli, yang ada di puncak klasemen.
Seusai laga itu, pelatih Inter, Roberto Mancini, tampak geregetan terhadap lini depan timnya. "Saya kecewa, ini merupakan ketiga kalinya membuang keunggulan dengan memberi kesempatan terakhir," katanya, seperti dikutip Football Italia. "Kami mempunyai masalah yang lebih besar, yakni tak bisa mencetak gol. Striker kami tak bisa hanya berdiri di sana dan menunggu bola datang, sepak bola tak hanya dilakukan dengan otot, tapi juga otak."
Mancini kecewa karena para penyerangnya seperti mengkhianati perjuangan mereka selama ini. "Kami membuang apa yang kami lakukan dalam 18 laga sebelumnya. Kami memiliki tujuh kesempatan emas. Lalu, pada menit ke-92, kami tertidur. Tak normal bahwa kami membuang begitu banyak peluang," ujarnya.
Kondisi itu tak pelak membuat Mancini terdorong melakukan belanja penyerang pada masa transfer kali ini. "Melihat kondisi ini, kami harus terjun ke pasar dan membeli penyerang baru," tuturnya.
Inter saat ini memiliki tujuh pemain yang bisa digolongkan sebagai striker. Tapi, di antara mereka, hanya Mauro Icardi yang tampil cukup tajam dan menyumbangkan 8 gol. Setelah dia, ada Stevan Jovetic, yang mencetak 4 gol.
FOOTBALL ITALIA | NURDIN