TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis Daily Mail menulis artikel dengan nada marah-marah usai Manchester City ditahan imbang tanpa gol oleh klub Ukraina, Dynamo Kiev, dalam pertandingan babak 16 besar Liga Champions, Rabu dinihari WIB, 16 Maret 2016. Dengan hasil imbang itu, City lolos ke babak perempat final karena di pertandingan pertama, mereka menang 3-1.
Martin Samuel, jurnalis itu, mengatakan itu adalah pertandingan yang buruk karena membosankan. Tidak seharusnya City bermain seperti itu.
Dia kemudian menulis, “Seorang eksekutif yang terus berusaha mewujudkan kompetisi Eropa yang tertutup, tanpa promosi dan degradasi atau kualifikasi yang ketat, harus diikat ke sebuah kursi dan dipaksa menyaksikan pertandingan ini.”
Samuel merujuk pada isu bahwa lima klub besar Liga Inggris--Manchester United, Chelsea, Arsenal, Manchester City, dan Liverpool--mengadakan pertemuan dengan perwakilan miliuner Amerika Serikat, Stephen Ross, awal bulan ini, untuk membicarakan rencana membuat Liga Eropa sempalan. Rencananya, liga ini akan bersifat semi-tertutup.
Samuel melanjutkan: Tidak hanya sekali. Tapi berkali-kali, sampai dia mulai berkeringat, bercucuran air mata, menyerah, dan akhirnya bersedia menandatangani kertas berisi janji bahwa dia tidak akan pernah lagi duduk dengan seorang Amerika idiot dan berdiskusi mencari jalan untuk mengambil semua hal yang membuat sepak bola menarik, dan menukarnya dengan duit.
Inilah yang akan terlihat ketika tidak ada lagi yang diperjuangkan. Buang-buang waktu, waktu saya, dan waktu semua orang.
Memang, dengan hanya bermain imbang, City dipastikan lolos ke babak delapan besar Liga Champions. Tapi, menurut si penulis itu, fan Manchester City berhak mendapatkan lebih. Dia khawatir pertandingan-pertandingan ini yang bakal terjadi jika rencana mengadakan Liga Eropa tertutup itu jadi dilaksanakan.
DAILY MAIL | GADI MAKITAN