TEMPO.CO, Jakarta - Bagi pelatih sepak bola, Real Madrid adalah klub yang paling kejam. Sebab, klub itu sudah memecat 21 pelatih selama 20 tahun terakhir. Catatan ini jauh lebih mengerikan dari Chelsea yang memecat 16 pelatih pada periode yang sama.
Manuel Pellegrini adalah salah satu korban Real Madrid. Pelatih asal Cile ini dipecat pada 2010. Padahal dia baru semusim melatih. Kinerjanya juga lumayan. Setidaknya, Pellegrini membawa Madrid finis sebagai runner up di klasemen La Liga.
Namun dia tetap saja dipecat. Menurut Pellegrini, pemecatan tersebut bukan karena rapornya yang buruk, melainkan karena alasan lain. "Itu keputusan politis," kata Pellegrini seperti dikutip dari El Mundo, dua hari lalu.
Tak mengherankan jika pelatih 62 tahun ini masih jengkel kepada Real Madrid. Ia bertekad membalas sakit hatinya saat menantang bekas klubnya itu pada laga kedua semifinal Liga Champions Eropa di Santiago Bernabeu, Madrid, Kamis dinihari.
Pada laga pertama yang berlangsung di Etihad Stadium pertengahan pekan lalu, kedua tim bermain imbang tanpa gol. Dengan demikian, untuk meraih satu tiket ke babak final, Manchester City atau Real Madrid harus menang pada laga ini.
"Kami akan menekan Real Madrid sejak menit awal sampai akhir pertandingan untuk menciptakan gol sebanyak mungkin," ujar Pellegrini seperti dikutip dari The Guardian.
Untuk itu, Pellegrini punya bekal yang cukup. Ia, misalnya, telah mengistirahatkan beberapa pemain penting, seperti Vincent Kompany, Kevin de Bruyne, Yaya Toure, dan Sergio Aguero, saat timnya bertemu Southampton dalam ajang Liga Primer Inggris pada Ahad lalu. Dengan demikian, para pemain tersebut bisa tampil 100 persen saat melawan Real Madrid. Namun Madrid bukan tim yang gampang ditaklukkan, apalagi jika klub itu bermain di kandang sendiri.
EL MUNDO | THE GUARDIAN | FOOTBALL ESPANA | DWI AGUSTIAR