TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang yang diduga suporter Persebaya Surabaya, Bonek, terlibat bentrokan dengan polisi. Bentrokan itu bermula saat bonek ingin men-sweeping kendaraan pelat N.
Aksi sweeping ini dilakukan massa untuk mencegah Aremania, julukan suporter Arema, melintasi Jembatan Suramadu untuk menyaksikan pertandingan Madura United versus Arema Cronus. Pertandingan itu dilakukan di Bangkalan, Jumat malam, 6 Mei 2016, pukul 21.00, dan berakhir dengan skor 0-0.
"Kami mencegah aksi sweeping kendaraan di kaki Jembatan Suramadu oleh massa," kata Kepala Kepolisian Sektor Sukolilo Komisari Sofwan kepada wartawan di Surabaya, Sabtu, 7 April 2016.
Menurut pantauan Tempo, bentrokan dimulai pukul 22.00. Massa melempari polisi yang berusaha membubarkan aksi sweeping dengan batu. Karena dilempar batu, polisi kemudian menembakkan gas air mata ke arah massa.
"Ayo bubar!" kata seorang polisi sambil menembakkan gas air mata.
Akibatnya massa berlarian masuk ke gang-gang kecil yang ada di sisi kanan-kiri Jalan Kedung Cowek. Jalan Kedung Cowek adalah akses jalan menuju Jembatan Suramadu.
Melihat massa yang banyak didominasi anak-anak polisi mengejar sampai masuk ke gang. "Ayo keluar, cepat pulang ke rumah!" ujar salah satu anggota Brimob.
"Ngalih koen (minggir kamu)," ujar beberapa orang membalas seruan polisi. Mereka kemudian melempar batu ke arah polisi.
Sampai berita ini ditulis bentrokan masih terjadi. Beberapa kali Bonek masih melempar batu ke arah truk polisi yang melintas untuk membubarkan massa.
Bahkan batu sempat mengenai sebuah bus umum rute Banyuwangi-Madura. Sebuah truk tangki pengangkut bahan bakar minyak juga sempat disandera massa, tak boleh melintas.
EDWIN FAJERIAL