TEMPO.CO, Jakarta - Kompetisi Liga Primer Inggris sudah hampir habis, tapi performa Eden Hazard justru mulai kinclong. Bayangkan saja, pemain sayap Chelsea ini mencetak empat gol dalam empat laga terakhir.
Gol terakhirnya dicetak ke gawang Liverpool dalam laga lanjutan Liga Primer di Stadion Anfield, London, kemarin dinihari. Gol ini memaksa kedua tim berbagi satu poin karena pertandingan berakhir imbang 1-1.
"Dia sempat mengalami masalah di awal musim tapi telah menunjukkan performa yang hebat dalam beberapa pekan ini," kata pelatih Chelsea, Guus Hiddink, seperti dikutip dari Sky Sport, Kamis, 12 Mei 2016.
Hazard memang sempat terseok-seok. Ia, misalnya, gagal mencetak gol dalam 34 pekan pertama Liga Primer musim ini. Padahal, pada musim sebelumnya, Hazard sudah mencetak lima gol dalam 14 pekan pertama.
Anjloknya perfoma Hazard ini, menurut Hiddink, bukan karena ketajaman dan skill-nya yang mendadak hilang, melainkan karena masalah klasik; cedera. "Musim ini dia dihantam cedera berkali-kali," kata Hiddink.
Menurut situs Transfermarkt, Hazard sedikitnya mengalami tiga kali cedera sejak pertengahan Desember tahun lalu. Luka terparahnya adalah cedera paha, yang membuatnya absen dalam lima pertandingan.
Secara total, pemain asal Belgia ini telah menghabiskan tak kurang dari 64 hari di ruang perawatan. Rentetan cedera ini, selain mempengaruhi performanya, juga memukul kepercayaan dirinya.
Situasi tersebut diperparah dengan hubungan buruknya dengan Jose Mourinho, pelatih Chelsea sebelum digantikan Guus Hiddink. Sehingga nasib Hazard seperti orang terjatuh lalu tertimpa tangga.
Namun Hazard bangkit sebelum musim berakhir. Ia mengawalinya dengan mencetak dua gol ke gawang Bournemouth pada pekan ke-35. Setelah itu, ia mencetak dua gol dalam tiga laga berikutnya.
Tak hanya itu, Hazard juga tiga kali terpilih sebagai man of the match alias pemain terbaik dalam empat laga terakhir. Sayangnya, performa ciamiknya ini tak banyak menolong Chelsea.
The Blues, begitu Chelsea dijuluki, mentok di peringkat kesembilan klasemen dan tak mungkin merayap lebih tinggi lagi. Sebab, jarak mereka dengan Liverpool di peringkat kedelapan masih terpaut sepuluh poin. Sedangkan kompetisi hanya menyisakan satu pertandingan.
Hasil ini membuat Chelsea tak bisa tampil di Liga Champions ataupun Liga Europa musim depan. Mereka hanya bisa mengikuti kompetisi domestik. Ironis, tentu saja. Sebab mereka adalah juara bertahan Liga Primer!
Sehingga tak keliru jika Hazard kemudian dianggap sebagai pahlawan kesiangan. Sebab performanya yang ciamik dalam empat pekan terakhir tak cukup banyak menolong Chelsea.
SKY SPORTS | ESPN FC | TRANSFERMARKT | DWI AGUSTIAR