TEMPO.CO, Jakarta - Selain kisah heroik karena mencetak gol kemenangan Portugal pada final Piala Eropa 2016, Eder ternyata memiliki kisah memilukan. Penyerang yang musim lalu sempat membela Swansea City itu ternyata hidup seorang diri setelah ayahnya masuk penjara di Inggris sejak 16 tahun lalu.
Pemilik nama panjang Ederzito Antonio Macedo Lopes itu mengatakan ayahnya dipenjara karena dituduh membunuh ibu tirinya. "Dia dihukum 16 tahun penjara, saya kira. Dan sebentar lagi dia akan bebas," ujarnya.
Sejak ayahnya masuk bui, Eder pun hidup sebatang kara. Pemain 28 tahun itu masuk ke klub sepak bola Academica dan memulai kariernya sebagai pemain sepak bola.
"Sejak saat itu saya masuk ke Academica dan mulai mencari uang sendiri. Saya sering pergi ke Inggris untuk menengok ayah saya di penjara. Setiap saya mendapatkan liburan, saya pergi ke Inggris untuk menengok dia," tuturnya.
Pemain yang baru saja bergabung bersama Lile itu menyatakan dia terakhir kali bertemu dengan ibu kandungnya ketika masih sangat kecil. Saat itu, sang ibu membawanya ke Portugal dari kampung halamannya di Guinea-Bissau.
Kepergian mereka ke Portugal adalah untuk mencari sang ayah yang sudah menetap di sana. Setelah mereka bertemu, sang ayah lantas membawanya pergi bersama ibu tirinya.
Eder juga pernah mengalami pengalaman pahit tinggal di fasilitas penampungan anak karena orang tuanya tak mampu membiayai kebutuhannya.
Eder adalah pencetak gol tunggal kemenangan Portugal atas Prancis pada final Piala Eropa 2016. Dia mencetak gol saat pertandingan memasuki babak tambahan. Kemenangan itu membuat Portugal membuat sejarah menjuarai gelar pertamanya di turnamen besar.
MIRROR|FEBRIYAN