TEMPO.CO, Jakarta - Gael Clichy beruntung mendapatkan pengalaman ditempa banyak pelatih hebat. Semasa di Arsenal, dia ditangani Arsene Wenger, dan ketika pindah ke Manchester City, dia sempat pula mereguk ilmu dari Manuel Pellegrini. Kini ia merasakan polesan Pep Guardiola.
Mengenai Wenger, dia melihat pelatih asal Prancis itu berhasil memasukkan unsur sepak bola di tempat sebelumnya berkarier. “Dia memasukkan gaya sepak bola Prancis dan juga Jepang dalam sepak bola Inggris,” katanya.
Menurut dia, hasil ramuan taktik dan strategi itu menjadikan sebuah wajah sepak bola yang baru pada saat itu. “Hasilnya menarik. Saya kira apa yang dia lakukan sungguh luar bisa.”
Sedangkan untuk pelatihnya di Manchester City, yakni Manuel Pellegrini, dia menunjukkan kekuatan mental dari pelatih asal Cile itu.
Maklum, saat masih menjabat pelatih—pada 1 Februari lalu, pihak klub mengumumkan pergantian manajer untuk musim berikutnya—Guardiola diumumkan akan menggantikannya.
Tak pelak, hal itu menimbulkan banyak masalah bagi para pemain. Tak bisa dimungkiri, hal itu menyebabkan kegalauan dalam tim. Banyak pemain yang merasa tidak memiliki masa depan lagi di skuad yang Pellegrini pimpin.
Hasilnya, di Liga Primer, mereka memang jeblok dan gagal menjadi nomor ketiga dalam papan klasemen. Hal itu pun kemudian diakui Pellegrini sebagai salah satu kegagalan timnya di Liga Primer.
Namun, di kejuaraan lain, yakni Liga Champions, tak dinyana langkah mereka sampai ke babak semifinal. “Kami meraih babak semifinal bukan karena kebetulan,” kata Clichy.
Menurut Clichy, hasil itu tidak akan diperolehnya bila mereka tidak bekerja keras dan tanpa bimbingan seorang manajer. Dan itu semata karena tangan dingin Pellegrini.
Adapun Guardiola langsung memberikan perbedaan saat menangani skuad Manchester City. Ia melarang piza. “Bukan hanya di dalam, tapi juga di luar lapangan. Semua dihitung dengan ketat,” kata Clychi. “Jangan berharap orang yang kelebihan berat badan bisa ikut berlatih.”
GUARDIAN | DAILYMAIL | IB