TEMPO.CO, Bandung - Persaingan ketat antarpemain mulai hadir dalam skuad Persib Bandung. Hal itu merupakan imbas dari rotasi yang dilakukan pelatih kepala Persib, Djadjang Nurdjaman, dalam beberapa laga sebelumnya.
Bagi pemain yang tidak mampu konsisten menampilkan permainan terbaiknya saat membela skuad Maung Bandung, julukan Persib, di lapangan hijau, ia tidak masuk line up atau dicadangkan sang juru racik.
Rotasi pemain mulai diterapkan Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman, memasuki pekan ke-13 Torabika Soccer Championship (TSC), saat Persib menjamu Persela Lamongan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Jumat, 29 Juli 2016.
Dalam laga yang berkesudahan dengan skor 1-0 bagi kemenangan Persib itu, Djanur melakukan rotasi pemain besar-besaran, di antaranya I Made Wirawan—yang biasanya anteng menjaga gawang Persib dalam laga itu—terpaksa dibangkucadangkan dan digantikan oleh Muhammad Natsir. Demikian pula untuk sektor bek sayap, Dias Angga Putra dimainkan guna menggantikan Toni Sucipto.
"Rotasi yang saya lakukan cukup signifikan. Taufik main duluan, Tantan, Atep, Dias, Purwaka, Deden (Natshir), lebih dari 50 persen. Saya obyektif, evaluasi dilakukan di samping rotasi. Seperti Basna, Tony juga, atau beberapa pemain lain yang penampilannya kurang," kata Djanur di Bandung, Ahad, 31 Juli 2016.
Menurut Djanur, pola rotasi yang dia lakukan merupakan salah satu strategi agar anak asuhnya bisa lebih bagus dalam memberikan permainan terbaiknya. Persaingan antarpemain pun tak terelakkan. "Selain itu, dengan banyaknya materi pemain, cukup memudahkan bagi saya untuk melakukan rotasi," ujarnya.
Berangkat dari evaluasi besar-besaran, Djanur beserta jajaran asisten pelatih Persib membuahkan kesimpulan ihwal pergantian pemain yang menjadi starter saat Maung Bandung melakoni laga TSC 2016. Selain untuk memunculkan persaingan antarpemain, rotasi dilakukan Persib guna mengantisipasi kelelahan bagi pemain saat melakoni tur tandang dengan jeda waktu yang cukup mepet.
"Pertimbangan lain, rotasi saya lakukan untuk mengantisipasi faktor kelelahan. Bukan cari alasan, sepuluh hari tiga pertandingan. Saya pikir saya tidak mengada-ada, bukan cari alasan, tapi memang terlalu berat," tuturnya.
AMINUDIN A.S.