Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kembalinya Mario Balotelli, Apa yang Membuatnya Bangkit?

image-gnews
Mario Balotelli. (AP Photo/Peter Dejong)
Mario Balotelli. (AP Photo/Peter Dejong)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak yang terkejut oleh pilihan yang diambil Mario Balotelli, 26 tahun, saat dirinya memutuskan bergabung dengan Nice ketimbang Lyon. Padahal, bersama Lyon, dia punya kesempatan untuk tampil di Liga Champions. “Jean-Michel Aulas (Presiden Lyon) sempat menginginkan Balotelli,” kata Presiden Klub Nice, Jean-Pierre Rivere, mengungkap hal tersebut.

Rupanya, selain karena di Nice dia bisa mendapatkan kesempatan bermain, ada kejutan yang disiapkan Balotelli untuk klub barunya itu. Pelatih Nice, Lucien Favre, pun langsung tersengat oleh penampilan Balotelli pada awal musim Liga Prancis kali ini.

Balo—panggilannya—memang fenomenal. Dia sudah mencetak empat gol untuk klub barunya. Dia menjadi top scorer ketiga di Liga Prancis di belakang Mevluet Erdinc (Metz), yang mencetak 5 gol, serta pemuncak gol terbanyak Alexandre Lacazette (Lyon) dan Edinson Cavani (Paris St-Germain), yang punya koleksi sebanyak 6 gol.

Tentu saja hal ini merupakan satu catatan yang sulit dipercaya bila dibandingkan dengan pencapaian di beberapa klub sebelumnya. Di dua klub sebelumnya, dia hanya mencetak 1 gol bersama Liverpool di 16 laga Liga Primer dan gol yang sama dibuat bersama AC Milan dalam 20 laga di Seri A.

“Saya benar-benar tak menyangka,” kata Lucien Favre setelah klubnya mengalahkan klub Monaco 4-2. Balotelli mencetak dua gol dari seluruh gol kemenangan itu.

Dengan kemenangan tersebut, kini Nice bertengger di puncak klasemen dengan perolehan nilai sebanyak 14 poin dari 6 pertandingan. Mereka berhasil mengangkangi juara Ligue-1 empat kali berturut-turut Paris St-Germain.

Baca: Balotelli Tajam Lagi, Suporter Nice Punya Lagu untuknya  

“Setelah mengalami tahun-tahun yang sulit, pemulihan menjadi kunci utama baginya untuk kembali ke puncak permainannya. Sedikit demi sedikit kami berupaya membantu dia menjadi lebih kuat,” kata Favre.

Perjalanan karier Balotelli lebih mengerikan ketimbang roller coaster. Beda dengan kereta yang berjalan cepat menelusuri jalur naik dan turun itu, bekas pemain Inter Milan ini lebih banyak berkubang di dasar dalam perjalanan karir. Setelah naik, dia langsung nyungsep.

Di Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina, Mario Balotelli membius dunia dengan penampilannya yang sangat ciamik, terutama aksinya di semifinal ketika mengalahkan Jerman. Satu gol dari sepakan keras yang kemudian dilanjutkan dengan selebrasi membuka kaus dan memamerkan otot-otot perutnya menjadi pemandangan ikonik dari turnamen itu.

Namun kehebatan itu tak berlangsung lama. Di final, Italia dihajar Spanyol dengan skor telak 4-0. Balotelli pun sedih bukan main. Dia meneteskan air mata di lapangan meratapi kekalahan yang tak disangka-sangkanya itu.

Air mata yang ternyata tak berkesudahan. Kembali ke klubnya, Manchester City, penampilannya tak lantas membaik. Malah menjadi-jadi. Dia tidak hanya buruk di lapangan, tapi juga menyulut pertengkaran dengan sang pelatih, Roberto Mancini—yang membawanya dari Inter Milan pada 2011.

Berkali-kali keduanya terlibat perseteruan akibat tindakan indisipliner—salah satunya karena kebiasaan merokoknya. Namun Mancini tetap menerimanya sebagai pemain yang bisa diandalkan.

Baca: Borong Dua Gol dalam Debut di Nice, Balotelli Kecam Liverpool

“Masalahnya karena dia masih muda, dia bisa saja berbuat kesalahan. Dia Mario, dia gila tapi saya menyayanginya karena sebenarnya dia anak yang baik,” tuturnya.

Tapi kesabaran Mancini habis juga. Balotelli kemudian dijatuhi hukuman dikurangi gaji selama dua pekan. Inilah yang membuat dia dilepas ke AC Milan. Di sana dia gagal bersinar. Bahkan Silvio Berlusconi menyebutnya sebagai apel busuk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun Balotelli adalah pemain yang sangat berbakat. Tak aneh bila dia dijuluki Super Mario. Pelatih mana pun tahu soal itu. Tak terkecuali Brendan Rodgers, pelatih Liverpool yang memboyongnya ke Anfield.

Persoalannya adalah menumbuhkan lagi kepercayaan dirinya, yang tak bisa dilakukan. “Balotelli menyia-nyiakan bakat besar,” kata seorang komentator sepak bola ketika itu.

Ketimbang menjadi bintang, dia malah menjadi duri bagi tim. Dari Liverpool, dia dikembalikan ke AC Milan sebagai pemain pinjaman. Saat masa pinjamannya habis, pelatih baru Liverpool, Juergen Klopp, tak mau memakainya. “Terserah apa yang akan dia lakukan,” katanya.

Saat itulah Balotelli terjerembap ke dalam jurang terdalam dalam perjalanan kariernya. Bukan hanya tak mendapat tempat di Liverpool, dia juga terancam tak punya klub sampai akhirnya Nice menampungnya di saat-saat akhir menjelang deadline bursa transfer.

Adakah pencapaian di Prancis pertanda dia bangkit dan menuju kehebatannya? Tak ada yang bisa menjamin. Saat dijual City ke AC Milan, dia juga tampil sempurna di awal-awal kepindahannya hingga akhirnya Liverpool, yang baru saja kehilangan Luis Suarez, membelinya dengan harga 16 juta pound. Namun, setelah itu, Balotelli kembali melempem.

Yang jelas, kini Balotelli tengah menganyam kembali benang-benang kehebatannya yang sudah hilang. Menurut dia, keberadaannya di Liverpool-lah yang membuat kemampuannya menurun. “Keputusan yang paling buruk yang pernah saya lakukan adalah bergabung dengan Liverpool,” ucapnya.

Mino Raiola, sang agen, ikut menimpali. Menurut dia, dua pelatih Liverpool-lah, yakni Rodgers dan Klopp, yang membuat kliennya tampil buruk berkepanjangan.

Baca: Jadwal Siaran Langsung Sepak Bola Akhir Minggu Ini

“Klopp tidak pernah menaruh respek kepada Mario. Padahal dia tetap berlatih dan meminta agar diturunkan dalam laga friendly. Tapi Klopp tak pernah memberikan kesempatan itu,” katanya. “Dia tidak pernah mempertimbangkan Mario dalam 60 hari.”

Nah, adakah dendam yang membara di hati Balotelli terhadap perlakuan yang diterimanya di Liverpool yang membuatnya kini tampil hebat? Bisa jadi. Dengan kata lain, dia ingin membungkam orang-orang yang melecehkannya dengan gol-golnya untuk Nice.

Bila hal itu yang jadi penyebabnya, tugas pelatih Nice, Lucien Favre, untuk menggenjot kembali kehebatannya tentu lebih mudah. “Kami tahu masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dengannya. Kami berharap dia tetap akan tampil seperti sekarang. Dengan begitu, dia bisa mendapatkan kembali kehebatannya,” katanya. .

Perjalanan Mario Balotelli di Nice masih panjang. Pekan-pekan mendatang akan menjadi jawaban apakah dia benar-benar bangkit atau kembali terpuruk.

Baca: Setelah Pecat Pelatih, Valencia Akhirnya Bisa Menang

EPSN | TALKSPORTS | CAUGHTOFFSIDE | BBC | IRFAN B

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil Liga Prancis: PSG vs Clermont Foot 1-1: Kylian Mbappe Bikin Assist untuk Gol Goncalo Ramos, Selamatkan Tim dari Kekalahan

18 hari lalu

Pemain PSG, Kylian Mbappe melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Real Sociedad dalam Leg Kedua Liga Champions di Reale Arena, San Sebastian, Spanyol, 5 Maret 2024. REUTERS/Juan Medina
Hasil Liga Prancis: PSG vs Clermont Foot 1-1: Kylian Mbappe Bikin Assist untuk Gol Goncalo Ramos, Selamatkan Tim dari Kekalahan

Kylian Mbappe masuk ke lapangan menit ke-67, menciptakan assist untuk gol Goncalo Ramos yang menghindarkan PSG dari kekalahan lawan Clermont Foot.


Luis Enrique Sering Ganti Kylian Mbappe Saat PSG Main, Apakah Keduanya Tak Akur?

22 hari lalu

Pemain dan pelatih PSG, Kylian Mbappe dan Luis Enrique. REUTERS/Vincent West
Luis Enrique Sering Ganti Kylian Mbappe Saat PSG Main, Apakah Keduanya Tak Akur?

Pelatih PSG Luis Enrique ditanya soal hubungannya dengan Kylian Mbappe setelah beberapa kali mengganti pemain tersebut.


Kylian Mbappe Kembali Unjuk Reaksi Tak Senang Saat Diganti, Pelatih PSG Luis Enrique: Saya Tak Peduli

24 hari lalu

Pelatih Paris St Germain Luis Enrique. REUTERS/Stephanie Lecocq
Kylian Mbappe Kembali Unjuk Reaksi Tak Senang Saat Diganti, Pelatih PSG Luis Enrique: Saya Tak Peduli

Pelatih PSG Luis Enrique mengaku tak peduli dengan sikap negatif pemain bintangnya Kylian Mbappe ketika ditarik keluar melawan Olympique Marseille.


Hasil Liga Prancis Pekan Ke-27: PSG Kalahkan Marseille 2-0, Unggul 12 Poin di Puncak Klasemen

24 hari lalu

Para pemain PSG berselebrasi. REUTERS/Stephane Mahe
Hasil Liga Prancis Pekan Ke-27: PSG Kalahkan Marseille 2-0, Unggul 12 Poin di Puncak Klasemen

PSG yang bermain dengan 10 orang sukses mengamankan kemenangan 2-0 atas Marseille pada pekan ke-27 Liga Prancis.


Jadwal Bola Minggu 31 Maret 2024: Man City vs Arsenal di Liga Inggris, Juga Ada Liga Spanyol, Liga Jerman, Liga Prancis

25 hari lalu

Ilustrasi sepak bola. REUTERS/Mike Hewitt
Jadwal Bola Minggu 31 Maret 2024: Man City vs Arsenal di Liga Inggris, Juga Ada Liga Spanyol, Liga Jerman, Liga Prancis

Jadwal bola pada Minggu malam, 31 Maret , akan menampilkan rangkaian pertandingan Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Jerman, Liga Prancis.


Jadwal Bola Sabtu 30 Maret 2024: Liga 1, Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Jerman

26 hari lalu

Ilustrasi sepak bola. REUTERS/Yves Herman
Jadwal Bola Sabtu 30 Maret 2024: Liga 1, Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Jerman

Jadwal bola pada Sabtu malam, 30 Maret 2024, akan menampilkan Liga 1, Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Jerman, Liga Prancis, Liga Jepang.


Kylian Mbappe Diganti di Awal Babak Pertama saat PSG Ditahan Monaco 0-0, Luis Enrique: Kami Harus Terbiasa Bermain tanpa Dia

54 hari lalu

Pelatih PSG Luis Enrique. REUTERS/Carl Recine
Kylian Mbappe Diganti di Awal Babak Pertama saat PSG Ditahan Monaco 0-0, Luis Enrique: Kami Harus Terbiasa Bermain tanpa Dia

Paris Saint-Germain (PSG) harus terbiasa bermain tanpa Kylian Mbappe, kata pelatih Luis Enrique seusai timnya ditahan 0-0 oleh AS Monaco.


Ganti Kylian Mbappe Saat PSG Tertinggal, Luis Enrique: Kami Harus Terbiasa Bermain Tanpa Dia

59 hari lalu

Pemain PSG,Kylian Mbappe. REUTERS/Christian Hartmann
Ganti Kylian Mbappe Saat PSG Tertinggal, Luis Enrique: Kami Harus Terbiasa Bermain Tanpa Dia

Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Luis Enrique, menyatakan memilih suka-suka dalam memainkan Kylian Mbappe di akhir Liga Prancis musim ini.


Jadwal Bola Minggu, 25 Februari 2024: Final Carabao Cup, Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Arab, Liga 2, MLS

25 Februari 2024

Ilustrasi sepak bola. Reuters
Jadwal Bola Minggu, 25 Februari 2024: Final Carabao Cup, Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Arab, Liga 2, MLS

Jadwal bola Minggu, 25 Februari 2024: final Carabao Cup, Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Jerman, Liga Prancis, Liga Arab , MLS, Liga 2.


Awal Pekan Ini 3 Klub Eropa Ganti Pelatih: Napoli di Liga Italia, Crystal Palace di Liga Inggris, Marseille di Liga Prancis

20 Februari 2024

Walter Mazzarri. REUTERS/Tony Gentile
Awal Pekan Ini 3 Klub Eropa Ganti Pelatih: Napoli di Liga Italia, Crystal Palace di Liga Inggris, Marseille di Liga Prancis

Pada awal pekan ini, tiga klub Eropa berganti pelatih, yakni Napoli di Liga Italia, Crystal Palace di Liga Inggris, dan Marseille di Liga Prancis.