TEMPO.CO, Jakarta - Perang antara Liverpool dan Manchester United tak pernah usai. Termasuk menjelang laga antar-keduanya, Senin mendatang, di Anfield, Liverpool. Kali ini, legenda Liverpool John Aldridge menyebutkan pertandingan akan berlangsung lebih seru karena faktor Jose Mourinho, yang menangani Setan Merah pada musim ini.
Aldridge menulis dalam kolomnya, kemenangan atas Manchester United--dengan Mourinho ada di sana sebagai manajer--akan sangat manis. “Berbeda dengan kemenangan atas United ketika dipegang oleh Sir Alex Ferguson, David Moyes, dan Louis van Gaal,” begitu ia menuliskan.
Rupanya Mourinho dianggap Aldridge punya dosa besar terhadap Liverpool. Itu terjadi ketika dia menangani Chelsea di kesempatan pertama. Kala itu, Mou dipandang Aldridge kerap menyerang Rafa Benitez, pelatih Liverpool ketika itu. “Perlakuannya sungguh tak bisa diterima.”
Tak jelas betul kenapa Mou sangat membenci Benitez, yang pada 2004 ditunjuk menjadi pelatih The Reds. Tapi cerita Danny Murphy, eks pemain Liverpool, membuka singkap misteri itu.
Kata dia, saat Liverpool memecat Gerard Houllier, hanya ada kandidat yang layak menggantikannya, yakni Benitez, yang baru saja mengantar Valencia menjadi juara La Liga dan Piala UEFA--kini bernama Liga Europa-- dan tentu saja Jose Mourinho, yang bersinar mengantar Porto menjadi juara Liga Champions dan juara Liga Portugal.
”Tapi siapa yang tahu tentang Liga Portugal? Semua orang jelas menginginkan pelatih yang sukses di Spanyol yang layak menangani Liverpool,” kata Murphy. “Saya tahu kejadiannya pada saat itu.”
Mou tentu saja kecewa. Padahal dia teramat ingin menangani Liverpool, yang tentu namanya lebih mencorong ketimbang Chelsea yang kala itu baru saja dibeli Roman Abramovich.
Nah, bisa jadi kekesalan Mou terhadap Benitez tak pernah putus. Satu sebutan untuknya adalah Si Gendut Rafa.
Mou memang pelatih hebat. Bersama beberapa klub dia berhasil memberi gelar juara. Terakhir bersama Chelsea menjadi juara Liga Inggris, dua musim lalu. Tapi, di balik kehebatannya, dia memiliki racun yang membahayakan dirinya sendiri, apalagi kalau bukan soal serangan mulutnya terhadap pelatih lain.
Arsene Wenger adalah korban lainnya. Kepada pelatih Arsenal itu, dia pernah menyebutnya sebagai tukang intip. Tak hanya mulut. Tangannya pun usil. Pada 2011, dia pernah mencolok mata asisten Pep Guardiola, Tito Vilanova, yang wafat pada 25 April dua tahun lalu.
Ketika itu, dalam sebuah keributan dalam laga El Clasico, tanpa seorang tahu dia berjalan menuju kerumunan dan tiba-tiba saja menyerang Vilanova.
Jurgen Klopp, pelatih Liverpool saat ini, tak punya masalah dengan Mourinho. Tapi jelas dia memberikan perbedaan dengan menyebut dirinya sebagai “The Normal One”, alias pelatih biasa-biasa saja, untuk merujuk pada sebutan yang dikatakan Mou tentang dirinya sebagai pelatih yang spesial.
Pendukung Liverpool tentu saja ingin timnya meraih kemenangan. Bukan saja bisa mengungguli musuh bebuyutannya itu, tapi juga dapat mempermalukan Mourinho.
“Mourinho yang kini menjadi manajer United menambah bumbu dalam rivalitas ini. Juga berarti mengalahkan mereka akan terasa lebih manis,” kata Aldridge.
MIRROR |LIVERPOOL ECHO|ESPN|IRFAN