TEMPO.CO, Jakarta – Di tengah badai cedera yang melanda lini tengah Real Madrid, manajer klub, Zinedine Zidane, masih bisa bersyukur atas kembalinya Luca Modric, yang sejak dua pekan lalu sudah membela Los Blancos. Pemain Kroasia ini baru saja pulih dari cedera lutut yang dialaminya, dan akan menjadi tumpuan saat tim itu menyambangi markas Atletico Madrid dalam lanjutan La Liga Spanyol, Ahad dinihari nanti.
Hadirnya pemain asal Kroasia ini akan memberikan sedikit ketenangan kepada Zidane, menyusul rontoknya dua pemain andalannya di lini tengah, yakni pemain jangkar Casemiro serta tukang oper paling andal, Toni Kroos.
Untung ada Modric. Meski penampilan pemain yang dibeli dari Tottenham Hotspur dengan harga 30 juta euro pada 2012 itu banyak disebut sebagai pembelian terburuk Real Madrid, kehadirannya dalam laga ini akan menjadi penting. Dia diharapkan bisa menjadi kunci dari Los Blancos dalam membongkar pertahanan Atletico yang dikenal solid.
Kehebatan Modrid sudah diakui banyak orang. Carlo Ancelotti, pelatih Madrid sebelum Zidane, menyebutnya sebagai pemain yang bisa melakukan apa saja di lini tengah. “Tapi yang paling penting adalah kemampuannya dalam membongkar pertahanan lawan,” katanya.
Kapten Atletico, Gabi, juga memuji setinggi langit penampilan Modric. Malah, menurut dia, kehadiran Modric jauh lebih berbahaya dibanding Cristiano Ronaldo.
“Dengan kembalinya Modric, mereka menemukan kembali salah satu pemain terbaiknya—pemain yang bisa memberikan keseimbangan dan permainan mereka,” katanya.
“Modric menjadi keuntungan besar buat Real, dan membuat kami terpaksa mencoba dan mencegahnya berbuat banyak di laga nanti.”
Bagi pemain Atletico, Modric adalah mimpi buruk. Peluang mereka untuk memenangi Liga Champions 2014 punah gara-gara Modric. Saat memimpin 1-0, di akhir pertandingan Modric membuat umpan dari sepak pojok, yang kemudian diselesaikan dengan sundulan Sergio Ramos.
Akibat gol itu, skor pun berubah menjadi 1-1. Selanjutnya, mereka hanya bisa menelan ludah. Tiga gol di babak perpanjangan waktu menghancurkan mimpi mereka.
REUTERS | MARCA | FOOTBALL ESPANA | IRFAN