TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool kehilangan puncak klasemen Liga Inggris setelah ditahan Southampton 0-0, Sabtu lalu. Tim asuhan Juergen Klopp itu kini menempati posisi kedua klasemen dengan nilai 27, sama dengan Manchester City, dan tertinggal satu dari Chelsea.
Keberhasilan Southampton menahan Liverpool tak lepas dari gaya bertahan total yang diterapkannya. Meski bermain di kandang sendiri, tim itu nyaris tak menunjukkan hasrat untuk menyerang. Namun cara ini ternyata ampuh meredam agresivitas The Reds, yang mampu mencetak 14 gol dalam empat laga sebelumnya.
Cara Southampton itu nyaris sama dengan gaya yang diterapkan Manchester United saat menahan Liverpool 0-0 pada 18 Oktober lalu. Namun Klopp enggan mempersoalkan gaya bermain kedua tim. Ia justru menilai "gila" bila klub-klub memilih bermain terbuka saat melawan timnya.
Gaya bertahan yang ditunjukkan lawan justru menjadi tantangan bagi para pemainnya. "Itu yang harus kami atasi. Itu tugas kami dan kami punya pemain untuk melakukannya," kata Klopp. "Semua tak pernah mudah. Anda tak pernah hanya bermain serangan balik, juga hanya mengandalkan tekanan di daerah lawan. Anda harus siap untuk menghadapi segalanya."
Ia menilai timnya tak perlu mengeluhkan cara bermain lawan. "Anda tak bisa berkata 'ayo beri kami ruang lebih'. Saya sendiri senang melihat tampilan melawan Southampton karena kami bermain bagus. Ini bukan laga dengan 20 peluang, kami hanya punya empat atau lima. Namun itu lebih dari cukup," ujarnya. Ia melihat kondisi ini berbeda dengan saat melawan MU. "Saat itu, kami tak tampil baik."
Klopp menyatakan bahwa menghadapi tim bertahan tak akan menjadi masalah bagi timnya. "Tak masalah. Banyak tim bermain seperti itu saat melawan kami, kami terus melangkah. Kami tak bisa mengubah apa yang dilakukan orang lain."
MIRROR | GUARDIAN | NURDIN