Mourinho dan Wenger memang seperti Tom dan Jerry, kucing dan tikus yang tak pernah akur. Rivalitas keduanya pun terjaga. Tak hanya di atas rumput, tapi juga di pinggir lapangan. Tak hanya ogah salaman, keduanya juga adu mulut. Bahkan setelah itu, saat konferensi pers, saling serang terdengar di sana.
Perang kata-kata itu sebenarnya dimulai oleh Wenger, yang pada 2005 menyerang Chelsea, yang saat itu dilatih Mourinho dan hanya punya satu pemain Inggris, John Terry. “Tak ada yang istimewa dari Chelsea. Mereka hanya bisa menghasilkan satu pemain Inggris,” katanya.
Setelah itu, saling ledek seperti berbalas pantun. Hingga akhirnya, satu kalimat yang paling menyebalkan buat Wenger keluar dari mulut Mourinho. Dia menyebut Wenger sebagai pelatih “spesialis gagal”. Ibarat pukulan hook, terjangan Mou ini tepat di rahang Wenger. Telak, memang.
Sejak 2004, Arsenal belum pernah menjadi juara Liga Primer. Bukan itu saja. Berhadapan dengan Mou, Wenger lebih banyak kalah. Dari 15 laga yang dijalaninya, Arsenal hanya sekali menang. Itu pun dalam laga Community Shield pada 2015—yakni laga pembuka kompetisi—yang gengsinya kurang legit.
Selanjutnya: Dibenci Mourinho, Apa Reaksi Wenger?