TEMPO.CO, Jakarta - Pep Guardiola sedang dalam tekanan besar, menyusul hasil buruk yang diterima anak asuhannya dalam tiga laga terakhir. Kemenangan 2-0 atas Watford pada Kamis lalu tak menghapus kritik kepada pelatih berkepala plontos itu.
Kritik itu diprediksi akan semakin tajam jika Manchester City gagal meraih poin penuh di kandang kala menjamu Arsenal, Ahad malam besok. Laga ini merupakan salah satu tolok ukur bagi Pep supaya dianggap sebagai manajer kelas wahid dalam Liga Primer Inggris.
Dari tiga pertemuan melawan tim elite daratan Britania, Pep tercatat hanya sekali menang ketika menghadapi Manchester United, September lalu. Setelah itu, Sergio Aguero cs menelan kekalahan dari Tottenham Hotspur dan terakhir dipermalukan Chelsea.
Mantan gelandang Liverpool dan tim nasional Inggris, Danny Murphy, menilai rentetan hasil buruk yang dialami City disebabkan kepanikan Guardiola.
Keputusan mengutak-atik susunan pemainnya membuat dia terlihat tak tahu siapa sebelas pemain yang harus diturunkan atau formasi seperti apa yang akan diterapkan untuk The Citizens. Karena itu, tugas utama Guardiola adalah menemukan susunan terbaik pemainnya dan pola seperti apa yang nyaman diterapkan para pemainnya.
“Setelah 26 laga memimpin City di semua kompetisi, dia terlihat tak memahami 11 pemain terbaiknya dan bagaimana dia ingin City bermain,” ujar Murphy dalam opininya di laman BBC.
Pendapat Murphy mungkin ada benarnya. Setelah kekalahan dari Spurs, Guardiola tampak tak konsisten menerapkan pola 4-2-3-1 yang membawa City meraih 10 kemenangan beruntun di awal musim. Pep sempat menggunakan pola tiga pemain belakang dan kembali ke formasi favoritnya kala menangani Bayern Muenchen, 4-1-4-1.
Saat menghadapi Arsenal, Guardiola semakin dibuat pusing dengan absennya sejumlah pemain City. Dia masih belum bisa menurunkan Sergio Aguero dan Fernandinho yang terkena hukuman bermain, sementara Ilkay Gundogan mengalami cedera.
Satu-satunya modal Guardiola adalah catatan rekor ketika menghadapi Arsenal. Dari delapan pertemuan, Guardiola mampu memenangi empat laga dan hanya kalah dua kali, sedangkan dua pertandingan lain berakhir imbang.
Dia juga tak pernah kalah oleh Arsenal di depan pendukung klubnya sendiri, baik ketika menangani Barcelona maupun saat di Bayern Muenchen.
Di kubu Arsenal, pasukan meriam London butuh momentum kebangkitan setelah rekor 14 laga tak terkalahkan di Liga Inggris milik mereka dipatahkan Everton, Rabu lalu. Penjaga gawang Arsenal, Petr Cech, menyebutkan laga ini bahkan bernilai enam angka karena bisa menjadi pembangkit moral mereka setelah kekalahan itu.
“Tak ada waktu bagi kami meratapi kekalahan. Kami harus bangkit dan siap menghadapi laga selanjutnya. Laga melawan City, seperti pertandingan yang bernilai enam angka ini, adalah laga yang sempurna untuk bangkit,” ujarnya.
Mantan gelandang Arsenal, Ray Parlour, menilai Arsenal memiliki peluang yang lebih besar memenangkan laga ini. Kondisi Arsenal saat ini, menurut dia, jauh lebih baik dibanding musim sebelumnya karena meskipun mereka mengalami badai cedera, para pemain pelapis bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
Arsenal masih akan kehilangan Per Mertesacker, Shkodran Mustafi, Santi Cazorla, serta Danny Welbeck. Namun, menurut Parlour, duet Alexis Sanchez dan Mesut Oezil yang sedang on fire akan membawa Arsene Wenger memperbaiki rekor pertemuannya dengan Guardiola.
Sanchez saat ini memimpin perolehan pencetak gol terbanyak Liga Primer Inggris dengan 12 gol, sama dengan torehan penyerang Chelsea, Diego Costa.
“Saya kira Arsenal saat ini sedang dalam kondisi bagus. Saya tahu Cazorla tak akan bermain, tapi dalam beberapa musim terakhir Arsenal selalu menghadapi badai cedera. Saya kira Sanchez dan Oezil akan mendapat panggung dalam laga itu,” ucapnya.
BBC | SKYSPORT | EVENINGSTANDARD | FEBRIYAN