TEMPO.CO, Jakarta - Chelsea akan menghadapi Bournemouth dalam laga Liga Inggris Boxing Day di Stamford Bridge, Senin malam ini, 26 Desember 2016. Hasil seri di laga ini akan bisa memastikan The Blues juara paruh musim.
Namun, pasukan Antonio Conte itu mengejar kemenangan, demi menjaga catatan tak terkalahkan dalam sebelas laga sebelumnya. Dengan performanya saat ini, Chelsea dianggap sebagai calon terkuat juara.
Kondisi ini cukup mengejutkan karena di awal musim mereka sempat kedodoran. Rahasia moncernya performa Chelsea saat ini disebut karena mereka hanya berfokus pada kompetisi domestik. Jadwal yang tak terlampau padat membuat para penggawa Singa London lebih bugar ketimbang rivalnya, seperti Arsenal, Manchester City, atau Manchester United. Walhasil, mereka mampu tampil konsisten di setiap laga.
Pemain Chelsea, Eden Hazard, membenarkan dampak jadwal yang tak terlalu ketat itu terhadap performa mereka. Ia menyatakan timnya memiliki lebih banyak waktu untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan lawan serta berlatih bagaimana menghadapi mereka di lapangan.
“Musim lalu, kami hanya punya beberapa hari untuk menghadapi laga selanjutnya. Itu hanya cukup untuk pemulihan fisik,” ujar Hazard. “Sekarang kami punya sepekan penuh untuk menghadapi laga selanjutnya, dan pada hari pertandingan, kami tahu apa yang harus kami lakukan.”
Namun fondasi kesuksesan Antonio Conte di Chelsea jauh lebih dari itu. Manajer asal Italia ini punya cara yang luwes untuk menjaga mood para pemainnya. Ia dianggap lebih baik dalam pendekatan psikologis kepada para pemainnya ketimbang mantan Manajer Chelsea, Jose Mourinho.
Ia menerapkan prinsip bebas tapi bertanggung jawab kepada para pemain Chelsea. Tidak seperti rekannya Pep Guardiola di Manchester City dan Juergen Klopp di Liverpool, yang menerapkan berbagai aturan dan larangan. Mantan pembesut skuad Juventus dan tim nasional Italia itu memberikan kepercayaan penuh kepada skuadnya.
Kepercayaan Conte para pemainnya adalah olahragawan profesional terlihat menjelang Natal besok. Ia menyatakan tak akan melarang skuad Chelsea untuk berpesta. Padahal, esok harinya, mereka akan menghadapi Bournemouth.
“Saya lebih memilih mereka merayakan Natal di rumah bersama keluarga mereka masing-masing. Namun bukan berarti mereka tak boleh menghadiri pesta besar. Saya percaya memiliki pemain yang profesional,” ucapnya.
Conte belum selesai sampai sana. Menurut dia, seorang manajer atau pelatih bukanlah orang yang harus menentukan apa yang boleh dan apa yang dilarang.
Tak hanya itu, Conte juga menentang anggapan ilmiah bahwa minuman beralkohol dan soda buruk bagi olahragawan. Ia memberi kelonggaran bagi para pemainnya untuk meminum bir dan satu kaleng minuman bersoda setelah pertandingan. Demikian juga untuk Natal besok
“Satu kaleng bir dan minuman bersoda setelah pertandingan baik untuk menghilangkan rasa haus. Satu saja, tidak lebih,” ujarnya. “Satu-dua gelas anggur saya kira tak apa-apa.”
Rasa saling percaya seperti itulah yang merupakan fondasi kesuksesan Chelsea musim ini. Pemain sayap Marcos Alonso menyatakan kepercayaan yang diberikan manajernya itu membuat mereka tampil lebih tenang di lapangan.
Para pemain pun akhirnya yakin cara bermain yang diterapkan Conte merupakan sistem terbaik untuk memenangi setiap pertandingan.
“Kepercayaan Conte kepada kami membuat kami seakan ingin bermandikan darah di lapangan,” ujarnya.
DAILYMAIL | DAILYSTAR | THESUN | IRFAN