TEMPO.CO, Jakarta – Legenda Manchester United, Ryan Giggs, menjadi kandidat terkuat Manajer Swansea City pada sisa paruh musim ini. Swansea memecat Bob Bradley setelah rentetan hasil buruk yang mereka terima.
Laman Daily Mail menyebutkan bahwa nama Giggs menjadi perbincangan para petinggi klub asal Wales itu dalam beberapa hari terakhir. Pada Oktober lalu, Giggs juga menjadi calon Manajer Swansea setelah kehadiran Jose Mourinho membuat dia terdepak dari kursi Asisten Manajer Manchester United.
Namun saat itu petinggi Swansea memilih Bradley karena dianggap lebih berpengalaman. Giggs juga dinilai kurang meyakinkan saat wawancara dengan para petinggi Swansea.
Daily Mail menyebutkan, sumber mereka di kalangan internal Swansea menyatakan pemilik klub itu, Jason Levien dan Steve Kaplan, langsung menelepon Direktur Utama Swansea, Huw Jenkins, setelah kekalahan 1-4 atas West Ham United dalam laga Coxing Day pada Senin, 26 Desember 2016.
Percakapan tersebut berlanjut pada Selasa waktu Inggris, dan ketiganya memutuskan memecat Bradley. Bradley merupakan manajer kedua yang dipecat Swansea musim ini setelah pada Oktober lalu dia menggantikan Francesco Guidolin.
Dalam tiga bulan masa baktinya, Bradley memimpin Swansea dalam 11 laga. Dia hanya hasil meraih delapan angka hasil dua kali menang dan dua kali seri. Sedangkan tujuh pertandingan lainnya berakhir dengan kekalahan.
Hasil itu membuat kubu Angsa Putih—sebutan Swansea—kini terdampar di posisi kedua dari dasar klasemen. Mereka baru mengumpulkan 12 angka dari 18 laga dan tertinggal empat angka dari Crystal Palace, yang berada di atas garis degradasi.
”Kami meminta maaf karena memecat Bradley dalam waktu yang sangat singkat. Sayangnya, apa yang kami harapkan tak berjalan seperti semestinya,” demikian pernyataan tertulis Jenkins pada Selasa waktu Inggris.
”Kami akan mencari jawaban untuk membuat klub ini keluar dari masalah karena kami akan melewati momen yang sangat sulit. Secara personal, saya ingin memuji Bob. Dia adalah pria yang baik, orang yang memberikan segalanya untuk pekerjaannya,” tuturnya.
Bradley pun tampak tak menyesalkan keputusan Swansea itu. Pria asal Amerika Serikat itu sadar bahwa dirinya akan menghadapi tantangan berat saat menerima pinangan Swansea. Karena itu, dia berharap Swansea bisa melewati masa-masa sulit ini.
”Saya tahu secara pasti apa yang akan menghadang saya ketika saya datang ke Swansea. Dan, saya sadar bahwa bagian paling sulit dari tantangan ini adalah meraih banyak angka dalam waktu yang singkat,” ujarnya.
”Tetapi saya percaya kepada diri saya sendiri, dan saya percaya akan bisa melewati tantangan itu. Sepak bola terkadang bisa sangat kejam. Dan, untuk mendapatkan kesempatan, Anda harus kuat. Saya berharap yang terbaik untuk Swansea dan saya sangat menanti tantangan baru,” ucap Bradley.
Adapun Giggs belum berkomentar tentang peluangnya menangani klub yang berasa dari tanah kelahirannya itu. Selain Giggs, Swansea dikabarkan akan melakukan pendekatan terhadap mantan pelatih Ajax Amsterdam dan Inter Milan, Frank de Boer. Alan Pardew, yang baru saja dipecat oleh Crystal Palace, juga menjadi calon kuat pengganti Bradley.
DAILYMAIL | FEBRIYAN