TEMPO.CO, Jakarta - Manajer asal Italia, Antonio Conte, baru enam bulan menangani Chelsea, tapi prestasinya sudah luar biasa. Dalam pertandingan di Stadion Stamford Bridge, London, Sabtu malam lalu, ia membawa timnya meraih kemenangan ke-13 beruntun dalam Liga Primer Inggris musim 2016/2017 ketika menaklukkan Stoke City 4-2.
"Selamat kepada para pemain. Memenangi 13 pertandingan berturut-turut dalam liga ini sangat sulit," kata pelatih tim nasional Italia pada Piala Eropa 2016 itu.
Baca juga: Bikin Gol Akrobatik, Giroud: Ini Gol Terbaik Seumur Hidup
Pelatih berusia 47 tahun ini membawa Chelsea menyamai rekor kemenangan beruntun pada sebuah musim kompetisi Liga Primer yang dilakukan Arsenal pada kompetisi 2001/2002. Namun ia menegaskan bahwa rekor tersebut tidak akan berarti bila mereka tak menjadi juara. Mantan Manajer Juventus itu juga mengingatkan soal tantangan dalam pertandingan liga berikutnya pada tahun baru ini lebih berat.
Chelsea kini memimpin Liga Primer Inggris pada paruh kompetisi dengan unggul enam poin dari peringkat kedua Liverpool. Namun 19 pertandingan berikutnya memang masih ibarat jalan yang terjal buat pasukan Conte. Mereka antara lain akan tampil di Stadion Anfield, Liverpool, pada 31 Januari mendatang.
Dengan memasang formasi pemain 3-4-3, Conte menolong Chelsea menaklukkan tim yang terkenal sangar dan liat di Liga Inggris, yakni Stoke City asuhan mantan bintang lini depan Manchester United, Mark Hughes.
Gol dari poros halang pertahanan Gary Cahill pada menit ke-34, pemain lini tengah Willian Borges da Silva pada menit ke-57 dan 65, serta penyerang Diego Costa pada menit ke-85 mengakhiri perlawanan sengit Stoke. Tim tamu mencetak dua gol melalui tembakan bek asal Belanda, Bruno Martins Indi, pada menit ke-46 dan mantan ujung tombak tim nasional Inggris, Peter Crouch, pada menit ke-64.
Stoke, yang selalu bermain dengan spirit yang tinggi, menjadi tim pertama yang mampu membobol gawang kiper Thibaut Courtouis dua kali dalam satu pertandingan sejak Arsenal melakukannya pada akhir September lalu.
Hughes, yang sering membuat Manajer Arsenal, Arsene Wenger, frustrasi dalam pertandingan musim lalu, mengatakan nasib mereka pada Sabtu malam lalu sama seperti ketika menghadapi Liverpool. "Ini adalah sebuah cerita yang sama dengan yang kami alami di Liverpool. Kami bisa menyamakan kedudukan, tapi kemudian kebobolan karena kelengahan kami. Kami membuat kesalahan dan tim lawan yang bagus menghukum Anda," kata pelatih berusia 53 tahun ini.
Kekalahan ini membuat peringkat Stoke melorot ke peringkat ke-14. Jarak mereka dengan zona degradasi pada setengah musim kompetisi ini hanya tujuh poin. Mereka juga hanya berselisih satu poin dari juara musim lalu Leicester City. Tim asuhan manajer asal Italia lainnya, yaitu Claudio Ranieri, ini menapak ke peringkat ke-15 setelah bisa kembali meraih kemenangan saat menundukkan West Ham 1-0.
Di zona degradasi ada tim asuhan mantan Manajer Manchester United, David Moyes, yaitu Sunderland. Setelah dalam pertandingan sebelumnya di Old Trafford Moyes dipermalukan tim asuhan manajer Jose Mourinho, pada Sabtu lalu ia mesti menyaksikan timya "terkapar" dengan skor 1-4 di kandang Burnley.
HARI PRASETYO