TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang Lionel Messi tinggal menyisakan 18 bulan dalam kontraknya dengan Barcelona. Namun pembicaraan kontrak barunya dengan klub Spanyol itu tak kunjung selesai.
Laman The Guardian menuliskan bahwa mandeknya pembicaraan kontrak baru itu disebabkan oleh aturan yang ditetapkan Badan Liga Spanyol, LFP, soal beban gaji pemain setiap klub. LFP mematok beban gaji pemain setiap klub Spanyol hanya 70 persen dari neraca keuangan mereka setiap tahunnya.
"Barcelona harus menganalisa situasi ini dengan kepala dingin dan hati yang tenang. Barca tak bisa melewati batasan 70 persen dari bujet dan karena itu kami harus membuat neraca keuangan kami meningkat," ujar Wakil Presiden Barcelona, Oscar Grau.
Lionel Messi saat ini disebut mendapatkan pendapatan 22 juta euro atau sekitar Rp 310 miliar per tahunnya dari Barcelona. Nilai itu setelah dipotong pajak. Pendapatan Messi saat ini lebih rendah dari Luis Suarez dan Neymar yang telah memperpanjang kontrak mereka dengan pendapatan 25 juta euro atau sekitar Rp 352 miliar per tahun.
Kenaikan gaji Neymar dan Suarez itu ternyata membuat beban gaji Barcelona saat ini meningkat hingga batas 70 persen dari total pengeluaran mereka. Jika ingin menambah nominal total pengeluaran, maka Barcelona harus meningkatkan pendapatan mereka pula.
Grau menyatakan salah satu opsi untuk meningkatkan pendapatan sekaligus menekan beban gaji mereka adalah dengan menjual sejumlah pemain. Selain itu, Barcelona juga akan berupaya menggenjot pendapatan mereka dari sisi komersil. Saat ini mereka sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan retail asal Jepang, Rakuten, yang berminat menjadi sponsor mereka.
GUARDIAN|FEBRIYAN
Baca:
Cetak Gol Ke-100 untuk Barcelona, Suarez Ungguli Messi
5 Fakta Penting Kemenangan Barcelona atas Athletic Bilbao
Arema Gagal Rekrut Irfan Bachdim
13 Eks Pemain Timnas U-19 Perkuat Bhayangkara FC