TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Chelsea, Antonio Conte, menyadari pentingnya kemenangan 3-0 mereka atas Leicester City di Stadion King Power, Minggu dinihari WIB, 15 Januari 2017.
Kemenangan ini tidak cuma membuat mereka mengamankan diri di puncak klasemen Liga Primer Inggris 2016/2017 dengan keunggulan tujuh angka. Lebih dari itu, mereka bermain gemilang tanpa pencetak gol andalan: Diego Costa.
Penyerang dari Spanyol keturunan Brasil ini memang lagi hangat dibicarakan. Conte mengatakan Costa tengah cedera.
Namun ada kabar bahwa pelatih asal Italia itu dikabarkan bertengkar hebat dengan sang pemain di pusat pelatihan tim di Cobham, Selasa lalu.
Awalnya, Costa bertengkar dengan pelatih fisik tentang kondisinya. Kemudian, Conte menimpali. Bekas pelatih Juventus itu bahkan dikabarkan sampai berteriak, “Sudah, pergilah ke Cina!”
Isu bahwa Costa sedang didekati sebuah klub dari Cina dengan iming-iming gaji sekitar 30 juta pound sterling, atau kira-kira Rp 486,84 juta per tahun, memang lagi santer.
Jadi Conte diduga tak membawa Costa ke Leicester bukan karena cedera, melainkan konflik dengan pemain yang memang terkenal emosional ini.
Conte tentu saja membantah. “Dalam latihan Selasa lalu, Diego berhenti karena merasakan sakit pada punggungnya. Itulah sebabnya ia tak diturunkan. Itulah kenyataan sebenarnya,” kata mantan manajer tim nasional Italia itu.
Namun Costa memang seperti duri dalam daging di tubuh Chelsea yang harus segera dicabut agar tak menjadi luka yang terus berdarah-darah.
Para pemain senior Chelsea, seperti John Terry, menurut The Telegraph, sudah meminta Costa memohon maaf kepada Conte dan pelatih fisik tim.
Terry dan kawan-kawan masih yakin bahwa penyerang Spanyol tersebut sangat dibutuhkan untuk mengamankan posisi Chelsea di puncak klasemen dalam 17 pertandingan liga selanjutnya.
Conte perlu mencegah “luka” sekecil apa pun menganga dalam persaingan perebutan juara Liga Primer yang ketat.
HARI PRASETYO | TELEGRAPH | GUARDIAN | BBC