TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga berencana menjalin kerja sama dengan para Duta Besar Indonesia di negara-negara di Eropa dan Qatar. Kemenpora ingin mereka ikut memantau pemain-pemain sepak bola yang punya hubungan keturunan dengan Indonesia.
"Kami ingin para duta besar mendata pemain sepak bola keturunan Indonesia yang bermain di negara-negara mereka bertugas," kata Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S. Dewa Broto, di Jakarta, Jumat lalu.
Selanjutnya, data pemain-pemain berdarah Indonesia itu akan diserahkan ke Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Data tersebut akan menjadi bekal PSSI melakukan kemungkinan naturalisasi pemain demi membangun tim nasional Indonesia yang semakin kuat.
Menurut Gatot, tugas duta besar sekadar mendata pemain. Duta besar tidak ikut campur dalam negosiasi pemain untuk pindah kewarganegaraan dan membela tim nasional Indonesia. "Karena memang duta besar tak punya wewenang membujuk pemain. Urusan naturalisasi akan menjadi wewenang PSSI," kata Gatot.
Nantinya, Kemenpora akan memberikan sejumlah kriteria pendataan pemain kepada kedutaan besar di Eropa dan Qatar. Pemain sepak bola itu harus punya hubungan keturunan dengan ayah, ibu, kakek, dan nenek yang asli orang Indonesia. Selain itu, pemain tersebut harus berusia muda dan punya potensi bakat sepak bola.
"Jadi, kami ingin bantu PSSI yang konsentrasi membenahi pemain usia muda. Jika ada upaya naturalisasi, kami sudah bantu data pemainnya," kata Gatot.
Ide awal rencana pendataan pemain sepak bola muda berdarah Indonesia muncul dari usul Duta Besar Indonesia di Madrid, Spanyol, Yuni Mumpuni. Yuni bercerita kepada Menteri Olahraga Imam Nahrawi jika banyak pemain muda berdarah Indonesia yang berkarier di Eropa. Untuk melancarkan rencana ini, Kemenpora akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri yang menaungi Duta Besar Indonesia.
"Kami akan minta petunjuk kepada Ibu Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri) bagaimana aturannya. Apakah kerja sama ini harus pakai surat Kemenlu atau tidak. Jika tidak, kami akan langsung bikinkan dan kirim surat ke duta besar," kata Gatot.
INDRA WIJAYA
Baca juga: Alasan Gus Mus Minta Kemenag Tak Terjemahkan Al-Quran